PIKIRAN RAKYAT - Pada Muktamar Nasional Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) XI pada 10-12 Juni 2022 di Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan bahwa Indonesia masih membutuhkan banyak tenaga dokter.
Dijelaskan, berdasarakan standar World Health Organization, 1 dokter melayani 1.000 orang penduduk. Sementara di Indonesia belum mencapai angka itu. Artinya, kita masih perlu banyak tenaga dokter untuk melayani kesehatan rakyat Indonesia.
Menyikapi hal itu, Sophan Y Warnasouda, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Bandung menyampaikan pandangannya. Tulisannya dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat edisi 24 Juni 2022. Berikut ini tulisan lengkapnya. Kepada pembaca yang bijak lagi bestari, selamat membaca.
***
Permasalahan yang kita hadapi tentu bukan sekadar jumlah dokter yang belum mencukupi. Distribusi tenaga dokter memerlukan kebijakan pemerataan ke seluruh wilayah.
Realitanya, banyak tenaga dokter masih menumpuk di kota-kota besar, pusat bisnis. Ada pula permasalahan di suatu daerah, gangguan keamanan misalnya atau insentif bagi tenaga dokter yang kurang menarik dan sebagainya.
Baca Juga: Penting Jaga Kebiasaan Minum Air Minimal Dua Liter per Hari, Dokter Spesialis Gizi Beri Penjelasan
Belum lagi lulusan dokter sekira 3.000 orang yang ”terganjal” standar kompetensi nasional berupa Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Walau sudah lulus dari fakultas kedokteran, para dokter muda itu belum dapat meneruskan proses administrasi untuk mendapatkan surat izin praktik (SIP).