kievskiy.org

Akibat Putus Sekolah, Angka Pekerja Anak di Bawah Umur Mencapai 1,6 Juta Orang

Angka anak putus sekolah saat ini sudah pada tahap yang sangat memprihatinkan, dan menjadi sinyal buruk bagi peradaban Indonedia.
Angka anak putus sekolah saat ini sudah pada tahap yang sangat memprihatinkan, dan menjadi sinyal buruk bagi peradaban Indonedia. /Twitter.com/@kpp_pa Twitter.com/@kpp_pa

PIKIRAN RAKYAT - Angka putus sekolah di masa pandemi Covid-19 me­ng­alami peningkatan sehingga mengakibatkan lonjakan jumlah pekerja anak di Indonesia. Jumlahnya diperkira­kan mencapai 1,6 juta. Kebanyakan di Pulau Jawa.

”Pada 2019 lalu saja sudah 285.000 (anak putus sekolah), dan itu berkontribusi pada tingginya angka pekerja anak di Indonesia, sampai 1,6 juta (pekerja anak),” kata anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani, di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Selasa 9 Agustus 2022.

Menurut dia, angka anak putus sekolah saat ini sudah pada tahap yang sangat memprihatinkan, dan menjadi sinyal buruk bagi peradaban Indonedia.

Apalagi, pendi­dikan sangat relevan dengan permasalahan sosial di In­do­nesia yang juga masih tinggi.

Baca Juga: Tarif Ojol Naik Disambut Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria: TransJakarta Masih Sangat Murah

Netty menyebutkan, sekitar 17 persen dari 68 juta ke­luarga di Indonesia merupakan keluarga prasejahtera atau keluarga tidak mampu.

Meskipun ada Bantuan Ope­rasional Sekolah (BOS), keluarga prasejahtera tetap harus mengeluarkan biaya tinggi untuk pendidikan.

”Ketika kita bicara BOS, itu kan menghilangkan item atau pembiayaan di proses pembelajaran. Namun, untuk trans­portasi, alat sekolah, lalu perlengkapan lain seperti sepatu, banyak juga keluarga yang tidak mampu," kata legislator dari Fraksi PKS itu.

Baca Juga: Sejarah Masuknya Sambo ke Indonesia, Olahraga Bela Diri Asal Rusia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat