kievskiy.org

Gaya Hidup Remaja Jadi Sorotan, Dinilai Tidak Sehat

Ilustrasi remaja.
Ilustrasi remaja. /Pexels Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tek­nologi (Kemendikbudristek) gencar mengampanyekan Se­kolah Sehat. Hal itu didasari masih tingginya gaya hidup tidak sehat di kalangan anak-anak dan remaja.

Direktur Sekolah Dasar pada Kemendikbudristek, Mu­hammad Hasbi me­nga­takan, dengan melihat data sebe­lum pandemi Covid-19, kondisi kesehatan anak dan remaja, cu­kup memprihatinkan.

Kondi­si tersebut diprediksi akan lebih memprihatinkan setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Hasbi menyebutkan dua hal yang menjadi indikator gaya hidup anak-anak dan remaja saat ini yang tidak sehat. Pertama, dari kebiasaan makan, kedua ganggu­an kesehatan terkait gizi.

Baca Juga: Pesta Miras Oplosan Berujung Petaka, 4 Remaja di Rancaekek Tewas

Saat ini, kata Hasbi, setiap hari, anak-anak dan remaja adalah me­ngonsumsi makanan berisiko. Sebanyak 50 per­sen anak kerap mengonsumsi makanan yang ma­nis. Kemudian, 32 persen anak-anak dan remaja kerap me­ngon­sumsi makanan asin.

Lalu, 11 persen me­ngon­sumsi ma­kanan instan dan 78 persen mengonsumsi makanan de­ngan penyedap berle­bih­an.

”Ini baru satu faktor. Kemudian, ada faktor lain lagi terkait dengan gizi,” ujarnya dalam kampanye Sekolah Sehat, Kamis 25 Agustus 2022.

Terkait gizi, Hasbi menuturkan, beberapa gangguan kesehatan yang dialami anak-anak dan remaja memiliki persentase cukup tinggi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat