kievskiy.org

Rizky Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jadi Relawan Kemanusiaan Covid-19

RIZKY Rahmatullah Hariri, relawan Covid-19.
RIZKY Rahmatullah Hariri, relawan Covid-19. /SARNAPI/

PIKIRAN RAKYAT - RIZKY Rahmatullah Hariri, mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati, menjadi satu di antara 15.000 mahasiswa yang lolos sebagai relawan Kemanusiaan Melawan Covid-19. Relawan yang  digagas Kemendikbud ini ikut dalam menangani pandemi Covid-19 dari 25 Mei - 26 Juni 2020.

"Sesuai dengan gagasan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, relawan ini bisa terwujud karena motivasi kuat para mahasiswa kesehatan dan bidang-bidang lain yang ditunjang semangat gotong royong," kata Rizky saat dihubungi, Senin (22/6/2020).

Dia mengaku, ingin memberikan kontribusi secara sukarela bagi masyarakat demi memerangi pandemi yang mengancam masa depan Indonesia. "Relawan mahasiswa ini dapat membantu pemerintah daerah melakukan pelacakan (tracing and tracking), atau membantu pelayanan call center di pusat maupun daerah serta pusat-pusat layanan Covid-19," ujarnya.

Baca Juga: Pangandaran Siap Terima Rombongan Wisatawan? Ini Jawaban Bupati Jeje

Tugas relawan mahasiswa juga melakukan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE), serta pendampingan secara daring. "Apabila mendesak kami dapat membantu melakukan penelusuran kontak di bawah pengawasan manajer di wilayahnya," katanya.

Rizky yang pernah mengikuti program Student Exchange ke University Putra Malaysia ini merasa terpanggil untuk bergabung sebagai Relawan Covid-19 Nasional (Recon).

"Bagi saya menjadi seorang relawan Kemendikbud itu pengalaman hidup yang tidak pernah saya lupakan selamanya. Awal mula saya  mengikuti  relawan ini adalah mencari informasi di  media sosial tentang relawan Kemendikbud dan di sana saya tertarik untuk mengikutinya," katanya.

Baca Juga: Wisata Mancanegara Mulai Bergeliat, Negara Asean Ini Wajibkan Turis Siapkan Ratusan Juta Rupiah

Setelah melakukan pendaftaran (14-23 Maret 2020) dan dinyatakan lulus untuk bergabung pada Program Tele KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) dengan mengikuti pelatihan Covid-19 berupa pengenalan gejala-gejala awal virus Corona dan mendapatkan materi tentang kedokteran. 

"Sebenarya menjadi relawan itu tidak sulit, yang penting kita mau berusaha untuk menjadi yang terdepan," katanya.  

Metode skrining pun diajarkan kepada relawan untuk memahami dan mendapatkan data-data  yang akurat, sehingga  peningkatan kasus  virus ini  menjadi susut.  "Saya mencatat setiap anggota keluarga yang pendekatan dengan relawan. Bukan hanya sekedar mencatat tetapi juga memberikan pertanyaan berupa kuesioner yang sudah dipersiapkan oleh pilot project untuk masing-masing anggota keluarga," katanya.

Baca Juga: Pengguna KRL Meningkat, Bima : Sif Kerja di DKI Belum Berjalan Baik

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat