PIKIRAN RAKYAT – Kejadian memilukan menimpa remaja inisial MS (16) asal Galis, Bangkalan, Madura. Ia harus putus sekolah demi merawat ibunya yang merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sejak 2 tahun lalu. Selain menjaga ibunya yang ODGJ, MS juga harus merawat keempat adiknya yang salah satunya sudah meninggal. Mereka bahkan harus tinggal di rumah yang tidak layak huni.
Kapolsek Galis, Iptu Bagus Setioko Darmawan, menyebut peralatan rumah yang dimiliki MS terbilang terbatas meski di dalam rumahnya yang tidak layak huni itu, tidak ditemukan kebocoran di sana-sini. Untuk makan, MS menggantungkan hidupnya, lanjut Bagus, dari belas kasihan warga sekitar, juga oleh keluarga ayahnya yang ada di wilayah tersebut.
Terkait ayah MS, Iptu Bagus menyatakan pria itu dipenjara akibat kasus pencurian motor sejak setahun silam, ayah MS diperkirakan bebas mulai Agustus 2023 nanti.
Menyikapi hal itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kak Seto buka suara. Ia turut prihatin dengan nasib yang dialami MS tersebut.
Baca Juga: Sempat Putus Sekolah demi Rawat Ibu, Tiko Sukses Lulus Kejar Paket B
“Dalam situasi seperti ini, tidak hanya keluarga atau orang terdekatnya saja, tetapi pemerintah, masyarakat dan kita semua sebagai Sahabat Anak sekiranya dapat mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak dengan memberikan perhatian dan bekerja sama untuk membantu memberikan hak-hak adik **** yang terenggut,” katanya.
Kak Seto pun berharap agar MS dan adik-adiknya bisa kembali menempuh pendidikan, hingga memperoleh jaminan kesehatan, perlindungan, dan tumbuh kembangnya.
“Untuk menjalani hidup yang lebih baik demi menyongsong masa depannya yang gemilang,” katanya.
