PIKIRAN RAKYAT - Rendahnya kualitas pendidikan di sekolah sering dikait-kaitkan dengan kondisi sekolah yang memprihatinkan. Warga pun ikut mengeluh karena letak gedungnya yang tidak strategis, lingkungan yang tidak kondusif, dan topografi yang mengancam keselamatan.
Input siswa yang rendah, sarana dan prasarana tidak memadai, bahkan perhatian pemerintah sering dijadikan kambing hitam dari sebuah kegagalan.
Bentuk dari kegagalan yang marak terjadi di kota-kota besar, seperti tidak tercapainya pendidikan karena beberapa faktor yang mengharuskan anak-anak di usia dini bahkan ada pula usia yang sudah terbilang tua. Membuat mereka harus dibelenggu oleh kenyataan yang mau tidak mau harus dihadapi dengan keterpaksaan.
Pentingnya pendidikan kali ini mengusik pikiran para orangtua di luar sana dengan berbagai contoh yang terjadi di sekitar, tak sulit menemukan beberapa anak-anak yang menjadi pengemis hanya untuk memenuhi kebutuhan yang ditanggung sehari-hari.
Baca Juga: Indonesia Butuh Pemerataan Pendidikan
Lagi-lagi pendidikan dan ekonomi menjadi hal yang berpengaruh untuk jalannya keberlangsungan manusia, aksi yang mereka buat selalu banyak di pertontonkan saat akan datang ke masjid dan di jalanan.
Dengan cara menunggu para jemaah, mereka memulai dengan menadahkan tangan dan mencegat setiap orang yang hendak masuk masjid. Bukan hanya itu, di jalanan pun saat waktunya tiba mereka melancarkan aksinya di tengah-tengah jalan saat lampu menunjukan warna merah dan mulai menodongkan kardus kecil untuk meminta belas kasihan yang melihatnya.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak diam, mereka terus mempercepat terwujudnya pendidikan yang merata dan berkualitas melalui berbagai program dan kebijakan yang menjadi sasaran prioritas nasional.
Baca Juga: Urgensi Indonesia Meratifikasi Konvensi Pendidikan Tinggi