kievskiy.org

Benarkah Ada Krisis ISBN? Perpusnas Angkat Bicara

iluistrasi buku
iluistrasi buku

PIKIRAN RAKYAT - Pengelolaan International Standard Book Number (ISBN) tengah disorot seiring adanya peringatan dari International ISBN Agency di London terhadap Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga pengelola ISBN di Indonesia. 

International ISBN Agency menduga ada ketidakwajaran dalam pengajuan ISBN. Ketidakwajaran itu di antaranya tercermin dari beberapa hal, mulai dari penerbitan ISBN yang terlalu banyak dalam periode tertentu, terlalu banyak publikasi yang disebut buku, tetapi bukan termasuk buku. Lalu, banyak publikasi buku yang tidak relevan diberi ISBN, misalnya buku yang diterbitkan oleh sekolah atau universitas. 

Terlalu banyaknya penerbitan ISBN itu kemudian berdampak kepada berkurangnya jatah ISBN secara cepat di Indonesia yang tidak seperti periode-periode sebelumnya. 

The International ISBN Agency selama ini selalu memberikan kuota ISBN kepada Indonesia sebanyak 1 juta. Berdasarkan data Perpusnas RI, pengalokasian ISBN itu telah dimulai sejak 1986 dan telah berlangsung selama tiga periode. 

Periode pertama, yakni tahun 1986, Indonesia mendapatkan alokasi 1 juta ISBN dengan nomor registrasi 979. Jatah 1 juta ISBN pada periode pertama itu habis teralokasikan dalam 18 tahun (1986-2003). 

Pada periode kedua yang dimulai tahun 2003, Indonesia mendapatkan jatah 1 juta ISBN dengan nomor registrasi 602. Jatah ISBN pada periode kedua itu habis teralokasikan dalam 16 tahun (2003-2018). 

Permasalahan muncul dalam periode ketiga yang dimulai tahun 2018 dengan nomor registrasi 623. Pasalnya, tidak seperti periode-periode sebelumnya yang menghabiskan waktu belasan tahun untuk pengalokasian ISBN, pada periode ketiga ini ISBN yang sudah teralokasikan sebanyak 944.884 nomor per tanggal 29 Desember 2023. Baru lima tahun berjalan, tetapi alokasi ISBN yang tersisa hanya 55.116 nomor lagi.

Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan, Perpustakaan Nasional, Suharyanto, mengatakan, banyaknya alokasi ISBN pada periode ke-3 terjadi pada tahun 2020-2021. Pada saat itu terjadi lonjakan permintaan nomor ISBN. 

"Ini akibat masa pandemi waktu itu. Maka ini menjadi pertanyaan dari ISBN internasional, bahwa banyak sekali ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas," katanya, Kamis, 1 Februari 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat