kievskiy.org

Ilmu Informatika Semakin Penting di Zaman AI, Guru Harus Dilatih Computational Thinking

Ilustrasi artificial intelligence (AI).
Ilustrasi artificial intelligence (AI). /Freepik

PIKIRAN RAKYAT - Ilmu informatika semakin berperan penting dalam tren digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI) saat ini, terutama dalam melatih berpikir kritis. Guru juga dinilai perlu mengimbangi tren tersebut dengan mengembangkan keahliannya di bidang ilmu informatika.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, mengatakan, Ditjen GTK mempunyai perhatian khusus terhadap peningkatan kemampuan guru di bidang digital, khususnya Informatika. Mengingat Informatika merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Merdeka.

Menurutnya, mata pelajaran Informatika akan dapat menyumbangkan kemampuan berpikir komputasional (computational thinking) yang dilandasi oleh logika. “Oleh karena itu, mata pelajaran ini menumbuhkan daya nalar kritis dan kreatif siswa, serta bergotong royong dalam kebhinnekaan global di dunia nyata maupun dunia maya,” tuturnya dalam seminar luring bertajuk “Digital Skill Bagi Guru” di Graha Ristekdikti Gedung D Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta pada Kamis, 7 Maret 2024.

Menurutnya, tidak hanya di dalam sekolah, tapi di luar sekolah pun para peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif dalam berkarya dan berteknologi, serta memiliki kemampuan literasi digital yang mumpuni sebagai anggota masyarakat sekaligus warga digital yang berakhlak baik.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, dalam seminar luring bertajuk “Digital Skill Bagi Guru” di Graha Ristekdikti Gedung D Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta pada Kamis, 7 Maret 2024.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, dalam seminar luring bertajuk “Digital Skill Bagi Guru” di Graha Ristekdikti Gedung D Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta pada Kamis, 7 Maret 2024.

Melatih guru

Kemendikbudristek sendiri dikatakannya menjalin kerja sama dengan Universitas Harvard dalam melatih guru di ilmu informatika. Kerja sama itu dilakukan dalam program Program Microcredential CS50x Indonesia–Harvard University.

Menurutnya pilot program ini telah dilakukan pada tahun lalu dengan melibatkan 150 guru. Pada tahun ini, terdapat 273 orang guru pada jenjang SMP, SMA, dan SMK, yang tergabung dalam Program Microcredential CS50x Indonesia–Harvard University.

Mendikbudristek, Nadiem Makarim, mengatakan, salah satu prinsip dasar yang didapatkan para guru dalam program ini, salah satunya, adalah Computational Thinking yang menjadi landasan berfikir dalam bidang informatika. Selanjutnya, ditanamkan prinsip bahwa pelajaran Informatika bukan sekadar soal penggunaan TIK sebagai alat, melainkan sebagai sarana menjadikan peserta didik sebagai digital citizen.

Lebih lanjut, para guru peserta juga mendapatkan pemahaman bahwa Informatika adalah ilmu yang fleksibel dengan bidang keilmuan lain. “Sebab, pada hakikatnya, perangkat informatika dibuat untuk memudahkan menuntaskan pekerjaan di berbagai bidang kehidupan serta membantu menyelesaikan permasalahan di era modern,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat