PIKIRAN RAKYAT – Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang semakin tinggi membuat masyarakat kesulitan untuk menempuh pendidikan tinggi. Saat mengeluh ke Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendibudristek) justru tak mendapat jawaban yang memuaskan.
Pemerintah justru menilai pendidikan tinggi adalah kebutuhan tersier, jadi yang tak mampu berkuliah tak perlu dipaksakan untuk berkuliah. Sontak saja pernyataan tersebut dianggap bukan solusi yang tepat untuk masyarakat.
Sementara itu, awal tahun lalu sempat muncul rencana student loan atau pinjaman pendidikan untuk mahasiswa yang ingin berkuliah. Rencana tersebut menuai kritikan pedas dari berbagai lapisan masyarakat.
Pasalnya student loan memiliki banyak dampak negative yang perlu dipikirkan. Bahkan bisa berdampak ke masa depan peminjam.
Baca Juga: Student Loan Bisa Bantu Bayar UKT Mahasiswa? Ini Dampak yang Perlu Diperhatikan
Beberapa negara sudah menerapkan skema student loan ini. Ada yang berhasil, ada pula yang gagal seperti di Amerika Serikat karena banyak anak muda terjerat utang jangka panjang.
Berikut ini negara yang sudah menerapkan skema student loan di dunia pendidikan tinggi:
- Australia
- Kanada
- Prancis
- Jerman
- Selandia Baru
- Thailand
- India
- Korea Selatan
- Inggris Raya
- Amerika Serikat
- Hong Kong
Manfaat student loan
- Mengubah citra perguruan tinggi
- Peningkatan angka pendaftaran
- Peningkatan mutu pendidikan
Dampak negative student loan
Kesulitan lanjut ke jenjang Pascasarjana
Mahasiswa yang lulus sarjana dengan meninggalkan utang dalam jumlah besar, seringkali tidak mampu untuk membayarnya. Hal itu juga akan menghambat mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya seperti pascasarjana.
Kesulitan membeli rumah
Setelah lulus, mahasiswa yang memiliki pinjaman harus bekerja mati-matian untuk hidup dan membayar utang. Selain itu, terlalu banyak utang juga membuat menghalangi Anda menabung cukup untuk DP minimum yang disyaratkan oleh banyak pemberi pinjaman untuk membeli rumah.