kievskiy.org

Persib dalam Sejarah: Makna di Balik Semboyan Nista, Maja, Utama

Persib.*/DOK. PR
Persib.*/DOK. PR

PIKIRAN RAKYAT - Saat Persib Bandung menjuarai Liga Super Indonesia (2014), sebagian Bobotoh kerap menggaungkan kembali semboyan "Nista, maja, utama".

Meski banyak digaungkan, tidak sedikit pula Bobotoh yang belum mengetahui makna dan cerita di balik semboyan tersebut.

Berdasarkan catatan dalam buku Persib Undercover (2014), semboyan tersebut lahir pada saat Persib dipimpin oleh Ateng Wahyudi tahun 1985.

Baca Juga: Persib dalam Sejarah: Penyumbang Gol Persib di Piala Indonesia 2018 Tersebar di Setiap Lini

Ateng Wahyudi menerima estafet kepemimpinan Persib dari Solihin G.P.

Uniknya, Solihin menyerahkan estafet kepemimpinan ke Ateng 'hanya' melalui sambungan telepon. Tidak ada seremoni serah terima jabatan atau yang lainnya.

Semboyan "Nista, maja, utama" memiliki arti "Sekali gagal, dua kali gagal, tiga kali harus berhasil".

Untuk mengetahui maksud di balik arti itu, perlu untuk menengok kembali kiprah Persib di awal dekade 1980-an.

Usai sempat mengalami periode terpuruk pada tahun 1978, Persib kembali bangkit di kompetisi Perserikatan 1983.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat