kievskiy.org

Viking dan Bobotoh 'Ditampar' Tragedi Kanjuruhan, Bos Persib Teddy Tjahjono Angkat Bicara

Bobotoh lakukan aksi solidaritas, nyalakan lilin bentuk duka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Bobotoh lakukan aksi solidaritas, nyalakan lilin bentuk duka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. /Instagram/Persib

PIKIRAN RAKYAT – Publik sepakbola dunia dikejutkan dengan tragedi mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022.

Tak main-main, jumlah korban yang dirilis pihak kepolisian begitu mencengangkan hingga 125 korban jiwa, lebih tinggi dari tragedi Hillsbourg di Inggris pada 15 April 1989, bahkan didapuk menjadi tragedi paling berdarah kedua dalam sejarah sepakbola dunia, setelah yang terjadi di Peru.

Rivalitas Arema FC dan Persebaya Surabaya, suka tidak suka, menjadi salah satu faktor pemicu utama.

Baca Juga: Borok Masa Lalu Rizky Billar Terungkap Lewat Jejak Digital, Netizen: Pentingnya Tau Bibit Bobot Bebet

Pasalnya, kekalahan 2-3 Arema FC dari rivalnya Persebaya Surabaya menyulut emosi sebagian suporter Aremania.

Tindakan berlandas emosi itu pada akhirnya memberikan efek domino menuju tragedi yang merenggut nyawa 125 orang tak berdosa.

Tidak hanya di Jawa Timur, rivalitas yang kurang lebih sama pun terjadi di Jawa Barat.

Adalah Persib Bandung vs Persija Jakarta yang sedianya berlaga pada 2 Oktober 2022 yang lalu mengandung ketegangan dan tensi yang tinggi di luar lapangan hijau.

Baca Juga: Presiden Arema FC Takziah ke Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, Gilang: Hancur Hati Kami

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat