kievskiy.org

Orang Kaya Wisata ke Ruang Angkasa, Lebih Banyak Buruknya daripada Manfaatnya bagi Manusia dan Bumi

Ilustrasi roket ruang angkasa.
Ilustrasi roket ruang angkasa. /Pixabay/Onur Ömer Yavuz

PIKIRAN RAKYAT - Bagi banyak orang, bangkitnya pariwisata antariksa komersial dianggap sebagai ajang pamer kekayaan dan kekuasaan. Di tengah beberapa krisis global seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19, para miliarder menghambur-menghamburkan uang dalam perjalanan ke tepian ruang angkasa untuk bersenang-senang.

Kritik semakin deras mengalir saat pendiri Amazon Jeff Bezos mengatakan kepada wartawan, usai dirinya sukses melakukan perjalanan wisata ke tepian antariksa pekan lalu, bahwa sudah banyak orang yang sudah membayar untuk antre wisata ke ruang angkasa.

Akan tetapi, kritik tidak akan menghalangi Bezos dan orang kaya lainnya. Wisata ruang angkasa sekarang menjadi kenyataan bagi orang-orang yang mampu membelinya dan itu akan berdampak bagi semua orang di Bumi.

Faktanya, semua tanda menunjukkan bahwa pasar untuk perjalanan ini sudah cukup besar sehingga akan terus terjadi.

Baca Juga: Kenapa Astronot Indonesia Tak Pernah Lagi Ikut Misi Ruang Angkasa Sampai Sekarang?

Perusahaan penerbangan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, sudah memiliki dua perjalanan lagi yang dijadwalkan akhir tahun ini.

Sementara Virgin Galactic, perusahaan antariksa yang didirikan oleh miliarder Richard Branson, memiliki setidaknya 600 orang yang masing-masing telah membayar sekitar 250.000 dolar (sekira Rp3,6 miliar) untuk tiket naik pesawat ruang angkasanya.

Apa yang sebenarnya bisa dilihat dan dialami orang saat pergi ke ruang angakasa? Daya tarik terbesar dari perjalanan ke ruang angkasa tentu adalah pemandangannya.

Hanya melewati batas antara ruang angkasa dan Bumi, penumpang dapat melihat sekilas planet kita yang disandingkan dengan ruang angkasa yang tidak diketahui.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat