kievskiy.org

NASA Kucurkan Dana Rp 2,8 Triliun untuk Menemukan Air di Bulan

Ilustrasi robot penjelajah Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) yang akan mendarat di Bulan pada 2023
Ilustrasi robot penjelajah Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER) yang akan mendarat di Bulan pada 2023 /Dok. NASA

 

PIKIRAN RAKYAT - Badan antariksa Amerika Serikat NASA telah memberikan kontrak senilai 199,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,8 triliun kepada perusahaan Astrobotic Technology untuk menemukan air di permukaan Bulan.

Astrobotic Technology akan mengirim robot penjelajah NASA yang disebut VIPER (Volatiles Investigating Polar Exploration Rover) ke Kutub Selatan Bulan pada tahun 2023. Harga yang dikeluarkan NASA ini sudah termasuk roket yang akan menempatkan robot ke Bulan.

"Jika kita dapat menemukan air di kutub Bulan, itu adalah penemuan besar, sangat besar bagi sains dan perdagangan masa depan, eksplorasi Bulan di masa depan," kata CEO Astrobotic John Thornton, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Next Pittsburgh.

Baca Juga: Cakar Polwan saat Ditangkap karena Tak Pakai Masker, Wanita Singapura Mengaku Berkepribadian Ganda

"Air di luar Bumi sangat berharga karena dapat diubah menjadi bahan bakar roket," tambahnya.

Robot VIPER akan menghabiskan waktu sekitar 100 hari berguling-guling mencari es air, yang diyakini ada di kawah gelap permanan, kutub Bulan.

Penemuan air di Bulan akan menjadi sumber daya paling berharga bagi para astronot. Air akan digunakan untuk minum para kru awak, molekul air juga bisa dipecah menjadi hidrogen dan oksigen.

Baca Juga: Ekonom: Pengesahan RUU Cipta Kerja Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen Setelah Pandemi

Namun, lokasi dan tempat es belum diketahui, para peneliti meyakini es terkubur di bawah permukaan Bulan. Robot VIPER akan mencari tahu lokasi air sebelum astronot NASA tiba di Bulan pada 2024.

"Kami berpotensi mengubah Bulan menjadi depot pengisian bahan bakar, tempat pesawat ruang angkasa dapat bolak-balik di Bulan dan bahkan mengisi bahan bakar untuk tujuan luar angkasa seperti Mars," kata John Thornton.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat