kievskiy.org

Di Tangan Elon Musk, Twitter Bisa Jadi 'Mesin Radikalisasi'

Elon Musk.
Elon Musk. /Reuters/Steve Nesius

PIKIRAN RAKYAT - CEO Tesla Elon Musk resmi membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS pada Kamis, 27 Oktober 2022.

Namun setelah mengakuisisi, Elon Musk langsung memecat para eksekutif Twitter.

Sontak tindakan Elon Musk dikhawatirkan oleh para pengamat akan membuat lebih banyak ekstremisme dan ujaran kebencian di Twitter.

Presiden pengawas media nirlaba, Angelo Carusone memprediksi munculnya ekstremisme sayap kanan sebagai akibat Elon Musk mengakuisisi Twitter.

"Akuisisi Elon Musk dan selanjutnya menjalankan Twitter akan secara radikal mengubah lanskap informasi saat ini dengan cara yang sama seperti kemunculan Fox News mengubah lanskap informasi di akhir 90-an - dan kita semua akan lebih buruk karenanya," katanya Angelo Carusone.

Musk dari dulu telah mengecam kebijakan konten Twitter, di mana menurutnya telah 'memenjarakan kebebasan berbicara'.

Baca Juga: Lokasi Ledakan Bom di Mogadishu Afrika Sama dengan Tragedi Pemboman Terbesar Somalia pada Oktober 2017

Salah satu kebijakan Twitter adalah memblokir akun mantan Presiden AS Donald Trump.

Anggota parlemen, pengawas media, dan kelompok advokasi mengatakan Musk membeli Twitter memiliki konsekuensi besar untuk privasi data, dan meningkatkan pelecehan, ekstremisme, dan hiperpartisan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat