kievskiy.org

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi Dua Kali pada 2023, Ini Penyebabnya

Ilustrasi hari tanpa bayangan
Ilustrasi hari tanpa bayangan /Pikiran Rakyat Pangandaran Pikiran Rakyat Pangandaran

PIKIRAN RAKYAT – Fenomena hari tanpa bayangan akan kembali hadir di Indonesia pada September mendatang. Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengatakan bahwa, fenomena hari tanpa bayangan akan dua kali terjadi pada 2023.

Hal itu menurutnya, karena mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun, dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.

Kulminasi atau transit atau istiwa’ ialah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.

“Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenith. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan,” kata BMKG dalam laman resminya.

Baca Juga: Langit Indonesia Bakal Diwarnai Hujan Meteor 13 Agustus 2023, Bisa Dilihat Mulai Jam 1.30 Dini Hari

Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?

Fenomena tersebut bisa terjadi karena posisi bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.

Sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,50 LU s.d. 23,50 LS. Hal itu juga disebut sebagai gerak semu harian matahari.

Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 4.24 WIB, dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB.

Kemudian pada 21 Juni 2023 lalu tepat pukul 21.57 WIB matahari berada di titik balik Utara, dan pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB matahari berada di titik balik selatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat