kievskiy.org

Apa Itu Fenomena Aphelion? Terjadi Setahun Sekali Sepanjang Juli 2023

ILUSTRASI 10 Fenomena yang Terjadi Saat Ini jadi Pertanda Kiamat Sudah Dekat, Salah Satunya Gempa Bumi
ILUSTRASI 10 Fenomena yang Terjadi Saat Ini jadi Pertanda Kiamat Sudah Dekat, Salah Satunya Gempa Bumi /PIXABAY/Hucky .*/PIXABAY/Hucky

PIKIRAN RAKYAT - Heboh kabar tentang hadirnya fenomena Aphelion atau cuaca dingin di Indonesia. Banyak yang menduga bahwa cuaca dingin pada bulan Juli 2023 disebabkan oleh fenomena Aphelion.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa cuaca dingin pada bulan Juli 2023 di Indonesia tidak ada kaitannya dengan fenomena Aphelion.

"Sementara itu kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion," kata Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi.

Apa itu fenomena Aphelion?

Guswanto dalam keterangannya, Kamis, 6 Juli 2023 mengatakan bahwa fenomena Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

Ketika fenomena Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Namun, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.

Baca Juga: Remaja Asal Indonesia Diajak Chris Martin Nyanyi di Atas Panggung, Sang Musisi: I’m Gonna Cry

Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli-September). Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah Timur-Tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juni, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah Indonesia terutama bagian Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terasa juga lebih dingin.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara berpengaruh kepada suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat