kievskiy.org

Pengrajin Boneka di Bandung Babak Belur Dipukul Pandemi Covid-19

Porses produksi boneka di Sayati Hilir, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Jumat 24 September 2021.
Porses produksi boneka di Sayati Hilir, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Jumat 24 September 2021. /Pikiran Rakyat/Ecep Sukirman

PIKIRAN RAKYAT - Para pelaku UMKM Kabupaten Bandung dipaksa bertahan dalam ketidakpastian akibat lesunya geliat ekonomi imbas pandemi Covid-19.

Bahkan, saat ini banyak pelaku UMKM di Kabupaten Bandung terpaksa gulung tikar. Pelaku UMKM yang saat ini masih bertahan mengharapkan intervensi nyata pemerintah agar usaha mereka tetap bertahan.

Pengrajin boneka di Sayati Hilir, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Agus Kosasih (51) mengatakan, saat ini dia mencoba untuk terus bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Bahkan, untuk bisa bertahan, selama ini dia terpaksa menjual beberapa aset senilai Rp1,6 miliar untuk menutupi kebutuhan operasional produksi.

Baca Juga: Tukul Arwana Ternyata Sempat Beri 'Sinyal' Soal Penyakitnya, Maria Vania: Aku Nggak Sadar

“Meski sudah menjual beberapa aset, tetapi hal itu tidak bisa bertahan lama. Kami juga terpaksa meliburkan dulu para pegawai karena tidak adanya pesanan selama dua tahun ini. Kami mulai berproduksi lagi sekira dua minggu lalu, itu pun dengan sisa modal yang ada,” ujar Agus saat ditemui di rumah produksi boneka miliknya, Jumat 24 September 2021.

Masih dikatakan Agus, selama pandemi Covid-19 dia kehilangan omzet hingga Rp350 juta per bulan.

Omzet penjualan boneka sebelum pandemi, kata Agus, bisa mencapai Rp400 juta per bulan. Namun saat ini omzetnya hanya mencapai Rp15 juta per pekan atau sekira Rp60 juta per bulan.

Saat ini dia baru bisa merekrut 4 pegawai dari jumlah semula 30 orang. Bahkan, untuk melibatkan warga sekitar mengerjakan produksi, dia terseok-seok.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat