kievskiy.org

Melongok Cihea, Lokasi Wabah Malaria pada Zaman Kolonial Akibat Pembukaan Irigasi

Pengendara motor melintasi gapura di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Senin, 11 Oktober 2021. Dulu, wabah malaria pernah berjangkit di kawasan Cihea akibat pembukaan lahan pertanian dan saluran irigasi.
Pengendara motor melintasi gapura di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Senin, 11 Oktober 2021. Dulu, wabah malaria pernah berjangkit di kawasan Cihea akibat pembukaan lahan pertanian dan saluran irigasi. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Cihea, nama desa di Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, punya kisah terkait wabah malaria pada zaman kolonial Belanda. 

Pembukaan saluran irigasi untuk pengairan sawah justru membuat wilayah tersebut sempat menjadi wilayah endemik malaria. Pikiran Rakyat menelusurinya.

Kemarau membuat lumpur-lumpur sawah di Kampung Legokmulya, Desa Cihea menjadi tanah keras. Rerumputan yang tumbuh di sawah dan pematangnya pun menguning setelah diterpa terus menerus panas matahari. 

Oon (61) warga Legokmulya mengaku hanya bisa menanam palawija sesudah sawah berubah menjadi tegalan rumput beralas tanah keras. Sawah-sawah Legokmulya memang berjenis sawah tadah hujan. 

 Baca Juga: Sakit Hati Lihat Video Baim Wong yang Viral, Taqy Malik Beri ‘Tamparan’ Keras ke Suami Paula Verhoeven

"Upami aya hujan, aya cai‎ (Jika ada hujan, baru ada pasokan air untuk sawah)," kata Oon kepada "PR" di kampung tersebut, Senin, 11 Oktober 2021.

‎Para petani pun baru bisa mengolah sawah dan menanaminya padi. Kondisi pesawahan Legokmulya cukup ironis. Pasalnya, sumber air sebenarnya justru berada di dekat area pesawahan kampung itu. 

Ya, Sungai Cihea mengalir di tepi sawah-sawaah tersebut. Namun letak sungai yang berada di bawah pesawahan menyulitkan warga mengalirkan air ke sawahnya. 

Baca Juga: Sayangkan Pergeseran Hari Libur Maulid Nabi Muhammad, Anggota DPR: Aturan Ini Bisa Hilangkan Momen Penting

Hanya warga pemilik mesin pompa air yang  bisa memanfaatkan sungai guna mengairi sawahnya. Selebihnya, terpaksa menyulap sawah menjadi lahan palawija.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat