kievskiy.org

17 Jalan di Kota Bandung Rawan Kecelakaan, Pedestrian Platform Jadi Solusi

BANDUNG, (PR).- Terdapat 17 ruas jalan di Kota Bandung yang masuk area black spot atau titik rawan kecelakaan. Hal itu terungkap dari hasil studi keselamatan jalan dan data Korlantas Polri.

Peneliti Puslitbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Andri Yuniardi juga mengatakan, dari 17 titik tersebut, 3 di antaranya masuk ke dalam kewenangan Pemkot Bandung yaitu Jalan Jakarta, Jalan Supratman, dan Jalan Cikutra.

Setelah melakukan penelitian selama 3 tahun terakhir, Andri menyebut 44 persen lebih kecelakaan di area black spot terjadi pada pejalan kaki terutama penyeberang jalan. Karenanya, Andri menilai vitalitas di titik-titik rawan tersebut sangat tinggi sehingga Pusjatan berupaya menurunkan kecepatan kendaraan dengan memasang pedestrian platform.

"Kami tidak bisa menangani semuanya langsung. Maka, kami pilih salah satunya di Jalan Jakarta," kata Andri kepada Radio PRFM, Kamis 19 Oktober 2017.

Andri menyatakan, Pusjatan melakukan survey di jam-jam sibuk, jam lenggang, bahkan hingga malam hari saat jalanan kosong agar diketahui perbedaan karakternya. Ia menyebut, saat jalanan lenggang, pengguna jalan biasanya memacu kendaraan di atas kecepatan rata-rata sehingga rawan terjadi kecelakaan.

Fungsi pedestrian platform

Pedestrian platform yang dipasang di Jalan Jakarta letaknya 135 meter dari Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di depan kampus STT Tekstil. Andri menerangkan, pedestrian platform bertujuan menurunkan kecepatan sehingga para pejalan kaki dan penyeberang jalan merasa aman.

Disinggung soal alasan dibuatnya pedestrian platform di dekat JPO, Andri menjelaskan hal tersebut dilakukan karena pada kenyataannya JPO tidak dipergunakan dengan semestinya oleh masyarakat.

Menurutnya, JPO standarnya memiliki lebar 2 meter dengan ketinggian 5 meter. Namun di Jalan Jakarta, JPO lebarnya hanya 1,2 meter dengan ketinggian 6 meter sehingga sangat terjal digunakan untuk pejalan kaki.

"Setelah survey juga ternyata tiak sampai 25 persen orang menggunakan JPO. Saya coba ke sana, ternyata kondisi pagarnya sudah miring dan tidak nyaman digunakan," kata Andri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat