PIKIRAN RAKYAT - Sebelum dikenal sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, warga mengenal lokasi penampungan sampah tersebut dengan nama Gedig. Gedig merupakan kawasan hutan asri berhawa sejuk yang dikeramatkan warga.
Kehadiran TPA Sarimukti pada 2006 silam mengubah bentang alam dan keanekaragaman flora dan fauna Gedig. TPA menggusur pepohonan, mengusir hawa sejuk nan bersih dan membuat satwa-satwa langka semakin sulit terlihat. Pikiran Rakyat menelusuri kisah Gedig yang kawasannya kini berganti menjadi gunungan sampah
Amin, pria 62 tahun tersebut seperti kembali ke masa lalu kala disodori pertanyaan mengenai kondisi hutan wilayah Gedig tempo dulu.
"Ari kapungkur mah geledegan (Kalau dulu mah hutan lebat)," kata warga Kampung Sirnawati, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Baca Juga: Tanggapi Kasus Istri Marahi Suami saat Mabuk Dituntut, Jaksa Agung: Tidak Memiliki Kepekaan
Kawasan hutan lebat Gedig dikenal dengan Leuweung Hideung.
"Disebat Leuweung Hideung teh rupi-rupi kaina, model kiara, bangsa kai-kai teas (Disebut Leuweung Hideung karena memiliki beragam pepohonan, seperti pohon kiara, serta berbagai pepohonan keras lainnya)," ujar Amin.
Leuweung Hideung berada di area perbukitan Gedig. Di atas bukit, terdapat medan datar yang menjadi lokasi petilasan Embah Gedig. Sosok Embah Gedig tak terlalu jelas identitasnya.
Hanya saja, petilasannya dianggap merupakan kuburan dan dijadikan lokasi ziarah warga. Penanda tempat keramat tersebut, tutur Amin, berupa keberadaan pohon Mindi besar yang sekarang telah tumbang.