kievskiy.org

Tak Ada Siswa, Warga Manfaatkan Lahan Sekolah untuk Berkebun

LAHAN yang ada di Sekolah Dasar Negeri Cisabuk dimanfaatkan warga untuk berkebun.*/HANDRI HANDRIANSYAH/PR
LAHAN yang ada di Sekolah Dasar Negeri Cisabuk dimanfaatkan warga untuk berkebun.*/HANDRI HANDRIANSYAH/PR

SOREANG, (PR).- Sekitar tiga tahun tak digunakan, bangunan Sekolah Dasar Negeri Cisabuk, Desa Santosa, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung terbengkalai. Selain menyebabkan beberapa bagaian bangunan rusak, kondisi itu juga membuat warga memanfaatkan halaman sekolah tersebut untuk berkebun.

Salah seorang mantan guru SDN Cisabuk Asep Nanan (48) mengatakan, terakhir sekolah itu menerima pendaftaran peserta didik baru pada 2016. "Namun ketika itu total jumlah siswa masih kurang dari seratus orang," ujarnya Rabu 28 Agustus 2019.

Menurut Asep, minimnya jumlah siswa disebabkan oleh lokasi sekolah yang berada di lahan perkebunan. Jumlah pemukiman dan penduduk di daerah itu memang tak pernah bertambah, bahkan cenderung berkurang.

"Akhirnya dari waktu ke waktu anak-anak warga di sini semakin sedikit, sehingga siswa pendaftar pun terus menurun jumlahnya. Lama kelamaan yang siswa yang tersisa tinggal sedikit," kata Asep.

Sesuai aturan dari Kemendikbud, kata Asep, sekolah yang memiliki siswa kurang dari seratus dan dekat dengan sekolah lain harus dimerger. Oleh karena itulah sejak tiga tahun lalu, siswa dan guru SDN Cisabuk akhirnya digabungkan dengan SDN Santosa yang berjarak hanya belasan meter.

Selama tiga tahun sejak tak digunakan, bangunan SDN Cisabuk sendiri sama sekali tak pernah mendapat perawatan dari pemerintah. Akibatnya, sejumlah bagian gedung mengalami kerusakan seperti atap jebol dan keramik lantai yang banyak dicuri.

Begitu pula tanah lapangan dan sekitar bangunan kemudian menjadi gambut, sehingga sejak beberapa bulan lalu warga sekitar berinisiatif merawat dan memanfaatkannya untuk berkebun. Mereka pun menanam kubis/kol di lapangan dan lahan-lahan di antara bangunan gedung sekolah itu.

Butuh SMK

Asep menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan agar bangunan SDN Cisabuk kembali difungsikan menjadi sekolah menengah kejuruan (SMK). Soalnya di Kecamatan Kertasari saat ini memang baru ada satu SMA yang lokasinya jauh di perbatasan dengan Kecamatan Pacet.

"Di sini banyak lulusan SMP yang sulit meneruskan pendidikan, karena jauh ke SMA Negeri. SMA Negeri hanya ada satu di perbatasan Kertasari-Pacet, jadi mereka yang masih memiliki keinginan untuk meneruskan sekolah lebih memilih ke wilayah Pangalengan atau Banjaran karena lebih dekat dan akses transportasinya lebih mudah," tutur Asep.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat