kievskiy.org

758 Kg Sampah Diangkut dari 6 Gunung, Perilaku Wisatawan Belum Berubah

VOLUNTEER memperlihatkan temuan sampah baterai, dalam aksi bersih yang dilakukan Gerakan Bersih Sampah Gunung Bandung (Geber Sangu). 758 Kg sampah berhasil dikumpulkan dari 6 gunung di Bandung Raya dengan jenis bervariasi mulai dari botol plastik, styrofoam, tisu, kain, hingga baterai.*/DOK GEBER SANGU
VOLUNTEER memperlihatkan temuan sampah baterai, dalam aksi bersih yang dilakukan Gerakan Bersih Sampah Gunung Bandung (Geber Sangu). 758 Kg sampah berhasil dikumpulkan dari 6 gunung di Bandung Raya dengan jenis bervariasi mulai dari botol plastik, styrofoam, tisu, kain, hingga baterai.*/DOK GEBER SANGU

BANDUNG, (PR).- Perilaku wisatawan yang kerap membuang sampah sembarang dan tidak peduli terhadap lingkungan hingga saat ini ternyata masih belum berubah. Hal ini terlihat dari 758 Kg sampah yang berhasil dibersihkan dari 6 gunung di Bandung Raya, oleh berbagai komunitas yang terkumpul dalam Gerakan Bersih Sampah Gunung Bandung (Geber Sangu).

Aksi bersih sampah berlangsung di Gunung Putri, Gunung Jayagiri, Gunung Manglayang, Gunung Burangrang, Gunung Kromong, dan Puncak 2020 Rancaupas. Aksi bersih dilakukan selama kurun waktu 2 minggu, 2-17 November 2019, dengan melibatkan total 262 volunter.

Enam gunung tersebut merupakan kawasan dengan tingkat kunjungan wisatawan yang cukup tinggi.

"Ini adalah aksi yang sudah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Namun, dari grafik sampah yang dihasilkan sama sekali tidak berkurang. Dengan kata lain, pola perilaku wisatawan masih belum berubah," ujar Dwitya Utama, Koordinator Gerakan Bersih Sampah Gunung Bandung, Selasa, 19 November 2019.

Sebelumnya pada aksi bersih 2017 lalu, sampah yang terkumpul sebanyak 451 kg dari 4 gunung. Sementara pada 2018, terkumpul sebanyak 1.904 kg sampah dari total 9 gunung.

Adapun jenis sampah yang ditemukan kali ini masih didominasi oleh plastik khususnya botol air mineral. Selain itu juga ditemukan berbagai jenis sampah lainnya seperti styrofoam, botol kaca, tisu, kain, hingga baterai.

Temuan-temuan sampah yang sangat variatif ini adalah bukti bahwa perilaku dan pemahaman wisatawan terhadap kelestarian alam sangat menyimpang.

"Karena fungsional gunung adalah sebagai gentong bumi dan tempat yang cukup sakral, tapi hal ini tidak cukup untuk meyakinkan wisatawan untuk tidak berbuat kerusakan (membuang sampah-red)," tutur Dwi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat