kievskiy.org

Panja Penanganan COVID-19 DPRD KBB Sarankan BLT Ketimbang Sembako

Ilustrasi - SEMBAKO yang siap disalurkan untuk warga Bandung dan sekitarnya.*
Ilustrasi - SEMBAKO yang siap disalurkan untuk warga Bandung dan sekitarnya.* /Ai Rika Rachmawati/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Panitia Kerja Percepatan Penanganan Covid-19 DPRD Kabupaten Bandung Barat sejak awal merekomendasikan Pemerintah KBB agar memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga terdampak Covid-19, bukan berupa sembako. Selain mudah diberikan, BLT juga bisa meminimalisasi potensi penyimpangan dalam pengadaan.

Namun, ada beberapa pihak dari Pemda KBB yang tetap memaksakan ingin memberikan bantuan berupa sembako. Padahal, di sisi lain Dinas Sosial sudah setuju bantuan diberikan berupa BLT.

"Kenapa Panja sarankan harus BLT, tapi Pemda 'keukeuh' harus pakai sembako. Kami terus mengawal proses pengadaannya sesuai undang-undang yang berlaku," kata Ketua Panja Percepatan Penanganan COVID-19 DPRD KBB Bagja Setiawan, Minggu 26 April 2020.

Baca Juga: Aplikasi Pelacak COVID-19 Ungkap Wabah Virus Corona di Inggris Sebelum Pasien 0 Terdeteksi

Ia mengatakan, proses pengawalan pengadaan tersebut perlu dilakukan karena anggaran untuk sembako saja sangat besar, yakni mencapai Rp 60 miliar untuk 30.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Itu per paketnya Rp 500.000, sesuai arahan pak gubernur di kali 4 bulan. Jadi, itu anggarannya Rp 60 miliar dengan pengadaannya pakai skema penunjukan langsung, jadi luar biasa," ucap Bagja.

Jika kondisinya tidak seperti saat ini untuk pengadaan barang dan jasa dengan nilai di atas Rp 200 juta saja sudah tidak bisa dilakukan penunjukan langsung.

Baca Juga: Imbas Pandemi Covid-19, Percepat BLT agar Daya Beli Tak Semakin Anjlok

"Hari ini Rp 60 miliar pakai penunjukan langsung, jadinya riskan. Tapi saya pastikan itu berjalan sesuai aturan, tidak ada yang bermain di situ. Harus murni demi kepentingan masyarakat," katanya.

Seperti diketahui, sembako busuk ini diterima oleh warga Perum Alam Sanggar Indah (ASI) RW 13, Desa Citapen, Kecamatan, Cihampelas. Bahkan, selain ayam, jenis sembako yang lain pun tidak layak dikonsumsi.

Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Sosial KBB Heri Partomo mengatakan, adanya ayam busuk dalam paket sembako tersebut karena sembakonya terlambat diterima oleh KPM. Jika ayam potong tersebut sampai tepat waktu atau diterima KPM hari itu juga, kondisinya bakal tetap segar.

Baca Juga: Bazar Buku Diskon Big Bad Wolf 2020 Tetap Digelar di Tengah Wabah Covid-19

"Sebetulnya, bantuan itu ayam beku segar. Kemungkinan terlalu lama sampai ke tangan KPM sehingga daging ayamnya jadi kurang layak konsumsi," ujar Heri.

Pihaknya mempersilakan masyarakat untuk melapor dan mengembalikan paket bantuan tersebut ke Dinsos KBB agar bisa langsung diganti dengan paket sembako yang masih segar dan laik konsumsi. "Silakan lapor ke kami dan nanti paket sembakonya akan diganti dengan yang baru dan laik konsumsi," katanya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat