kievskiy.org

May Day, PTI Kampanyekan Masker, Sekaligus Berdayakan Ekonomi Rakyat

ILUSTRASI buruh pabrik masker.*
ILUSTRASI buruh pabrik masker.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Memperingati May Day tahun ini, Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) menyelenggarakan re-launching program Kampanye Penggunaan Masker sebagai bagian dari mendorong perekonomian rakyat. 

Lisa Zen Purba, koordinator kampanye Masker PTI mengatakan, dalam program ini, pihaknya bergerak untuk tidak saja menganjurkan pemakaian masker kepada masyarakat, tetapi juga turut menopang perekonomian rakyat dengan memfasilitasi UKM di berbagai kota untuk memproduksi masker secara masif. 

Menurut dia, masker yang diproduksi akan dipasarkan dengan konsep solidaritas sosial. Artinya masyarakat yang mampu akan membeli masker dan dengan pembeliannya itu mereka juga mendonasikan satu masker lain untuk dibagikan PTI kepada masyarakat yang kurang mampu. 

Baca Juga: Imigran Malaysia Terpaksa Makan Beras Bekas Jatuh Dijalan, Kehabisan Uang Imbas COVID-19

"Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Kementerian Tenaga Kerja RI, krisis pandemi Covid-19 ini, setidaknya telah membuat 2,8 juta pekerja kehilangan pekerjaannya. Krisis PHK tertinggi pada industri padat karya seperti pariwisata dan industri manufaktur lainnya terutama industri pakaian jadi (garmen)," kata dia dalam rilisnya, Jumat 1 Mei 2020. 

Pihaknya, kata dia, sudah melakukan riset, yang menunjukkan lebih dari 75% pekerja garmen adalah perempuan, yang dirumahkan atau di PHK tanpa kompensasi yang cukup, sehingga jutaan pekerja yang kehilangan pekerjaan ini terancam rawan pangan. 

"Itulah sebabnya, memberikan order pada mereka untuk dapat menyambung hidup sampai situasi perekonomian memungkinkan kembali, menjadi tujuan utama dari kampanye masker PTI, selain juga bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona,” ucap Lisa. 

Baca Juga: May Day, Buruh Tuntut Hentikan PHK dengan Alasan Pandemi Covid-19

Sejauh ini, PTI telah bekerja sama dengan setidaknya 26 konveksi rumahan yang melibatkan setidaknya 200 perempuan penjahit di Jakarta, Bandung Raya, Bogor, Tasikmalaya, dan Garut.  

“Jawa Barat menjadi pilihan utama, karena selain provinsi dengan populasi dan jumlah tenaga kerja terbesar, tingkat pengangguran juga sangat tinggi, tetapi juga karena merupakan salah satu pusat industri garment di Indonesia”, kata dia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat