PIKIRAN RAKYAT - Klorokuin yang menjadi obat antimalaria sempat digadang-gadang menjadi salah satu perawatan paling ampuh untuk memulihkan pasein COVID-19.
Beberapa negara, termasuk Indonesia memborongnya demi menyembuhkan sebanyak-banyaknya orang yang terinfeksi virus corona.
Sayangnya, dua studi terbaru menunjukkan efek samping parah terhadap organ jantung pada sebagian besar mantan pasien COVID-19.
Baca Juga: Bertengkar dengan Victoria Beckham, Adik David Beckham Sampai Harus Tutup Bisnis
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail, dokter memperingatkan bahwa 90 persen pasien positif yang disembuhkan dengan hidroksiklorokuin mengalami gejala aritmia.
Aritmia atau gangguan detak jantung ini sangat berbahaya jika terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Irama yang tidak biasa membuat orang jadi rentan terhadap serangan jantung dan stroke.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Momentum bagi Guru untuk Mengakrabi Teknologi
Fakta tersebut diungkap oleh dua penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Prancis.