kievskiy.org

Perlu Perang Semesta dalam Memberantas Berita Bohong

Ilustrasi hoaks.
Ilustrasi hoaks. /PIXABAY/Viarami

PIKIRAN RAKYAT - Saat ini, dunia maya sangat pesat berkembang dan mudah serta gampang untuk dijadikan sebagai alat penyebaran berita-berita tidak benar dan bohong atau hoaks bahkan kita sering mendapatkan berita propaganda berbau SARA.

"Pengguna internet harus mengecek terhadap setiap informasi yang diterima dari sosial media," kata Indra Permana SH, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P dalam keterangannya pada Webinar Ngobrol Bareng Legislator Bersama Melawan Berita Bohong (Hoaks), Minggu, 24 April 2022.

Dia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan dunia digital dalam rangka meningkatkan perekonomian antara lain dengan mempromosikan dan menjual produk-produk masyarakat melalui internet.

"Suka dan tidak suka, kita harus melek dunia digital," katanya.

Baca Juga: Penyebar Hoaks Memanipulasi Judul Pemberitaan Pikiran Rakyat, Menag Ikut Jadi Korban

Sementara itu, Dosen Tetap Universitas Mercu Buana, Jakarta Ira Purwitasari mengatakan hoaks adalah produk budaya baru sebagai akibat dari munculnya teknologi internet yang berkembang dengan massif saat ini bersamaan dengan kran kebebasan yang terbuka.

Dia menjelaskan kemampuan teknologi internet ditambah dengan karakteristik media baru (new media) menyebabkan fenomena kebebasan bersuara atau ruang publik virtual (virtual sphere) berkembang semakin pesat misalnya fenomena citizen journalism atau jurnalisme warga.

Saat ini, bentuk hoaks yang banyak ditemui atau diterima pengguna internet adalah hoaks dalam tulisan mencapai 62,10 persen, hoaks gambar 37,50 persen dan hoaks video hanya 0,40 persen.

Baca Juga: Anies Baswedan Bersyukur Salah Satu Janjinya Ditunaikan: Kita Mulai Babak Baru

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat