kievskiy.org

Cuti Melahirkan 6 Bulan Harus Diimbangi Dukungan Psikologis di Rumah

Ilustrasi ibu hamil.
Ilustrasi ibu hamil. /Pexels/Garon Picell

PIKIRAN RAKYAT - Dokter spesialis anak dari BCMC RS Borromeus, Bandung, dr. Buti Azhali, Sp.A., mengatakan wacana pemberian cuti enam bulan sangat baik untuk diterapkan. 

Jika aturan itu gol, maka ada kesempatan bagi ibu untuk bonding dengan bayi semakin kuat, pemberian ASI eksklusif secara optimal, pemantauan tumbuh kembang dengan saksama, juga dapat melakukan sendiri stimulasi pada bayi yang bisa dipelajari dari buku KIA serta imunisasi bayi sesuai jadwal.

”Yang perlu untuk diperhatikan juga komitmen perusahaan dalam memberikan cuti dan aturan dalam gaji apakah diberikan penuh atau ada pemotongan. Karena tentunya akan memengaruhi keputusan ibu untuk mengambil cuti. Sebaiknya gaji diberikan penuh dan apabila memang ada pemotongan keputusan untuk mengambil cuti harus diserahkan pada masing-masing ibu,” katanya.

Baca Juga: Rusia Tak Keberatan Ukraina Bergabung dengan Uni Eropa, Vladimir Putin: Hak Negara Mana pun

Buti mengatakan, selama ini, aturan pemberian cuti melahirkan tiga bulan masih dirasa kurang. Terutama untuk pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dan bonding saat disusui langsung itu sangat baik untuk ibu dan bayi.

”Dari beberapa penelitian yang ada, memang disebutkan jika bayi yang diberi ASI eksklusif dengan menyusui langsung terlihat pengaruhnya pada perkembangannya dibanding yang diberikan ASI perah (tidak disusui langsung),” ujar Buti.

Kualitas dukungan

Di sisi lain, psikolog serta dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, Dr. Ihsana Sabriani Borualogo, M.Si. menuturkan, dukungan dari suami justru sangat penting bagi psikis ibu yang baru melahirkan.

Baca Juga: Rusia Tak Terima Ukraina Gabung ke NATO, Vladimir Putin Berkomentar Soal Uni Eropa

Sebab, pada periode tersebut akan terjadi perubahan pola hidup yang sangat drastis seperti jam tidur dan waktu istirahat ibu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat