kievskiy.org

Pasokan Air Tak Ada, Warga di Cikalongwetan dan Cipeundeuy Terpaksa Ubah Sawah Jadi Huma dan Ladang Palawija

Pengendara melintasi kawasan persawahan yang kini menjadi lahan kering dan ditanami palawija di Desa Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Senin (11/7/2022). Kondisi tersebut terjadi selepas pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan.
Pengendara melintasi kawasan persawahan yang kini menjadi lahan kering dan ditanami palawija di Desa Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Senin (11/7/2022). Kondisi tersebut terjadi selepas pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah petani di Kecamatan Cipeundeuy dan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat terpaksa mengubah sawahnya menjadi huma dan ladang palawija karena kesulitan memperoleh pasokan air.

Kondisi tersebut terjadi selepas pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung berjalan.

"Sawah dua patok setengah diaseuk (Sawah saya seluas dua patok setengah sekarang jadi huma)," kata Enim, petani 53 tahun asal Kampung Babakan Tapos, Desa Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy di dekat sawahnya di Sirnaraja pada Senin, 11 Juli 2022.

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terancam Mundur Lagi Gegara Kurang Modal

Sebelumnya, lahan sawah Enim bahkan sempat dibiarkan saja tanpa ditanami selama 21 bulan.

Musababnya, pasokan air yang biasanya menjangkau sawah Enim sudah tak mengalir alias kering.

Padahal, lahan sawah-sawah Sirnaraja dulu tak pernah mengering karena  pengairannya masih baik.

Saluran air yang mengairi sejumlah sawah warga di Sirnaraja berasal dari Sungai Cilangkap.

Baca Juga: Mata Air Cisaladah, Menolak Lenyap Digerogoti Proyek Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat