PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah petani di Kecamatan Cipeundeuy dan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat terpaksa mengubah sawahnya menjadi huma dan ladang palawija karena kesulitan memperoleh pasokan air.
Kondisi tersebut terjadi selepas pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung berjalan.
"Sawah dua patok setengah diaseuk (Sawah saya seluas dua patok setengah sekarang jadi huma)," kata Enim, petani 53 tahun asal Kampung Babakan Tapos, Desa Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy di dekat sawahnya di Sirnaraja pada Senin, 11 Juli 2022.
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terancam Mundur Lagi Gegara Kurang Modal
Sebelumnya, lahan sawah Enim bahkan sempat dibiarkan saja tanpa ditanami selama 21 bulan.
Musababnya, pasokan air yang biasanya menjangkau sawah Enim sudah tak mengalir alias kering.
Padahal, lahan sawah-sawah Sirnaraja dulu tak pernah mengering karena pengairannya masih baik.
Saluran air yang mengairi sejumlah sawah warga di Sirnaraja berasal dari Sungai Cilangkap.
Baca Juga: Mata Air Cisaladah, Menolak Lenyap Digerogoti Proyek Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung