kievskiy.org

Tolak Kenaikan BBM dan UU Ciptakerja, Buruh Minta UMK 2023 Naik 25 Persen

Ilustrasi aksi demonstrasi tolak kenaikan harga BBM.
Ilustrasi aksi demonstrasi tolak kenaikan harga BBM. /Pixabay/OpenClipart-Vectors

PIKIRAN RAKYAT - Gelombang aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terus berlanjut di Kota Cimahi.

Para buruh berunjuk rasa dengan turun ke jalanan Kota Cimahi, Kamis 15 September 2022. Aksi unjuk rasa ratusan buruh ini bergerak dari kawasan industri, akses Tol Baros, hingga Alun-alun Cimahi.

Tidak hanya ber orasi, para buruh juga membagikan sekitar 6.000 lembar selebaran penolakan kenaikan harga BBM kepada masyarakat pengguna jalan.

"Pemerintah harus tahu bagaimana rakyat menjerit soal kenaikan BBM dan Omnibuslaw. Kita menolak kenaikan BBM dan UU Ciptakerja," ujar Ketua KASBI Kota Cimahi, Siti Eni.

Baca Juga: Pertamax dan Pertalite Bakal Dihapus, Harga BBM Termurah Indonesia Dijual Mulai Rp15.000?

Selain itu, kata dia, kenaikan harga BBM sangat berdampak pada kehidupan para buruh. Lantaran pengeluaran para buruh jadi membengkak. Untuk itu, mereka meminta ada kenaikan UMK pada tahun 2023.

"Kita juga menuntut agar naikkan upah buruh 25 persen di tahun 2023 nanti. Kemudian kami juga minta turunkan harga sembako," ucap Siti Eni.

Dia tak menampik bahwa para buruh ada yang menerima bantuan subsidi BBM senilai Rp 600.000.

Namun,tak semua buruh menerima bantuan tersebut. Selain itu, menurut dia, pemberian bantuan seperti itu bukan solusi atau jalan keluar dari kenaikan harga BBM bersubsidi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat