kievskiy.org

BBM Naik Pengaruhi Harga Kedelai, Perajin Tahu Tempe di Cimahi Ingin Bulog Turun Tangan

Ilustrasi harga kedelai yang naik akibat BBM, perajin tahu dan tempe di Cimahi pun resah.
Ilustrasi harga kedelai yang naik akibat BBM, perajin tahu dan tempe di Cimahi pun resah. /Pexels/Polina Tankilevitch Pexels/Polina Tankilevitch

PIKIRAN RAKYAT - Para perajin tempe di Kota Cimahi mengeluhkan kenaikan harga kedelai dua pekan terakhir ini.

Mereka berharap pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) turun tangan untuk pengadaan dan penyaluran kedelai dengan harga murah.

Kusnanto (54), produsen tempe, mengatakan, harga kedelai mulai melambung sejak pertengahan September ini.

Malah, kata dia, sebetulnya harga kedelai sudah mulai naik seusai pemerintah memberikan subsidi kedelai pada April-Juli lalu.

Baca Juga: Bongkar Identitas Selingkuhan Rizky Billar, Kim Hawt: Dia Bukan Mantannya, Tapi Dulu Pernah...

"Sekarang, rata-rata harganya Rp12.700 per kilogram, padahal waktu awal tahun itu sekira Rp8.000 per kilogram. Pas ada subsidi sih Rp11.100 per kilogram, tapi habis itu harganya naik terus," kata Kusnanto di Jalan Margaluyu, Kota Cimahi, Kamis 29 September 2022.

Menurut dia, kenaikan harga kedelai itu sulit untuk disiasati para perajin tempe, karena saat ini pun ukuran tempe yang diproduksi sudah kecil.

Sementara untuk mengganti kualitas kedelai yang digunakan, juga tidak mungkin dilakukan.

"Produsen kedelai kan enggak banyak, kalau diganti dengan kedelai kualitas rendah juga dikhawatirkan malah konsumen pergi. Saya juga sudah eungap, jadi terpaksa menaikkan harga tempe," kata Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Cimahi itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat