kievskiy.org

Daging Celeng Beredar dari Bandung Barat, Ajay Khawatir Penjualannya Masuk Pasar Tumpah Cimahi

Polres Cimahi ungkap penjualan daging celeng dari Padalarang, pembeli mengolah dengan oplos daging sapi jadi bahan baku baso hingga rendang.
Polres Cimahi ungkap penjualan daging celeng dari Padalarang, pembeli mengolah dengan oplos daging sapi jadi bahan baku baso hingga rendang. /Pikiran-rakyat.com/Ririn Nur Febriani

PIKIRAN RAKYAT - Wali Kota Cimahi Ajay M. Priatna menyatakan prihatin atas beredarnya daging celeng asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, hingga dioplos daging sapi dan dipasarkan dalam bentuk makanan olahan.

Pihaknya mengklaim daging celeng tidak masuk ke pasar tradisional Kota Cimahi, namun perlu diwaspadai penjualan daging di pasar tumpah.

Hal itu diungkapkan Ajay usai mengikuti upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-74 Bhayangkara tahun 2020 secara virtual terpusat mengikuti pelaksanaan di Istana Negara di Mapolres Cimahi Jalan Jend. Amir Machmud Kota Cimahi, Rabu, 1 Juli 2020.

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, BMW Kenalkan Teknologi Cruise Control Pada Motor

"Nah itu ada daging celeng dari KBB ya, turut prihatin juga. Kalau masuk ke pasar tradisional agak sulit, yang agak mengkhawatirkan justru penjualan lewat pasar tumpah atau penjual perseorangan," ujarnya.

Pernyataan Ajay menanggapi pengungkapan jajaran Satreskrim Polres Cimahi atas kasus penjualan daging celeng asal Padalarang KBB yang dipasarkan di sejumlah wilayah di Jawa Barat.

Daging celeng tersebut dijual oleh pembelinya dengan dioplos daging sapi dengan diolah menjadi bahan bakso hingga olahan makanan di rumah makan.

Baca Juga: Breaking News: Update Kasus Virus Corona Indonesia Rabu 1 Juli 2020, Total 57.770 Positif

Menurut Ajay, pihaknya sudah pernah mengantisipasi kemungkinan masuknya daging celeng ke pasar tradisional Kota Cimahi.

"Kita antisipasi lewat upaya preventif dengan pemantauan dan pengawasan. Seperti waktu itu bersama Kapolres Cimahi sidak ke pasar menindaklanjuti temuan peredaran daging babi di daerah Majalaya dan Baleendah. Saat itu tidak ditemukan, saya yakin sulit lah daging celeng masuk ke pasar tradisional resmi," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat