kievskiy.org

Usung Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan, Demokrat Tegaskan Bukan Keputusan Asal-asalan Apalagi Konyol

Proses penjaringan bakal calon Pilkada Kabupaten Bandung.
Proses penjaringan bakal calon Pilkada Kabupaten Bandung. /Dok. Demokrat

PIKIRAN RAKYAT - Partai Demokrat (PD) menegaskan jika keputusan mereka untuk mengusung pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan untuk Pilkada Kabupaten Bandung 2020, sudah melalui pertimbangan yang sangat matang.

Soalnya Demokrat sudah berupaya untuk melakukan penjaringan bakal calon dan menjalin koalisi untuk bisa mengusung kader sendiri, meskipun tak berujung pada hasil yang memuaskan.

Ketua DPC PD Kabupaten Bandung Endang mengatakan, keinginan untuk bisa mengusung kader sendiri di Pilkada Kabupaten Bandung 2020, sebenanrya sangat besar.

Baca Juga: 5 Potret Transformasi Liam Payne, dari Kecil hingga Lamar Maya Henry dengan Cincin Rp52 Miliar

"Kami pun telah berupaya menjalin koalisi dengan PKS dan melakukan penjaringan bakal calon wakil bupati," ujarnya saat dihubungi Sabtu, 29 Agustus 2020.

Seperti diketahui, PD merupakan partai politik pertama di Kabupaten Bandung yang menjalin koalisi untuk menghadapi Pilkada Serentak 2020.

Dengan jumlah lima kursi di DPRD Kabupaten Bandung, PD berkoalisi untuk mengusung bakal calon bupati dari PKS, Gun Gun Gunawan.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Virus Corona Indonesia per 29 Agustus 2020 Tambah 3.308 Orang

Dalam kesepakatan koalisi tersebut, bakal calon wakil bupati memang disepakati untuk dibahas lebih lanjut.

Namun PD bertekad besar untuk bisa mengusung kader sendiri, sehingga langsung melakukan penjaringan internal.

"PD Kabupaten Bandung telah melakukan penjaringan calon wakil bupati Bandung untuk mendampingi Gun Gun. Dalam prosesnya, ada lima bakal calon yang mendaftarkan diri yaitu Asep B. Kurnia alias AA Maung, Deni Zaelani, Ery Juwono, Ade Abdul Azis dan Doni Mulyana," tutur Endang.

Baca Juga: Bangun Dinasti? Usai Anaknya di Tangerang Selatan, Giliran Cucu Ma'ruf Amin Maju di Pilkada Karawang

Terhadap para bakal calon tersebut, Endang melansir pihaknya telah melakukan tes kelayakan dan kepatutan. Sekali pun dalam prosesnya masih ada yang kurang memenuhi syarat administratif, kelima bakal calon tersebut tetap disusulkan ke DPP melalui DPD Jabar.

Menurut Endang, DPP PD kemudian mempertibangkan kelima bakal calon yang diusulkan tersebut. Kenyataannya, ada tiga dari lima bakal calon tersebut yang tersangkut perkara pidana.

"Satu orang pernah dipidana penjara dua tahun, satu orang sekarang sedang ditahan di Kejati Bandung dan satu org lagi sedang dalam proses penyidikan di Polrestabes Bandung. Layak kah orang-orang seperti itu dicalonkan? Sedangkan salah satu syarat pencalonan bupati/wakil bupati adalah tidak memiliki catatan kriminal dan atau pernah pernah dihukum," kata Endang.

Baca Juga: Kapten Persib Supardi Nasir Sampaikan Pesan kepada 3 Pemain Muda Jika Tak Masuk Tim Inti

Meski tak memiliki catatan kasus hukum, Endang melansir dua bakal calon lain juga sulit untuk dicalonkan karena tidak memenuhi salah satu persyaratan yang ditentukan oleh PD. "Kami dari DPC bersama DPD Jabar dan Bapillu DPP kemudian membahas hal itu di Jakarta," ucapnya.

Dari hasil pembahasan itu, kata Endang, PD masih memberikan toleransi dengan tidak langsung mencoret satu pun bakal calon tersebut. Mereka tetap ditawarkan ke PKS sebagai mitra koalisi, namun tidak ada satupun kandidat yang diterima oleh PKS.  

"Selanjutnya kami tetap berusaha dengan menawarkan beberapa calon di luar yang mengikuti penjaringan di tingkat DPC PD Kabupaten Bandung. Karena petunjuk pelaksanaan di PD tentang penjaringan cabup/cawabup, memungkinkan untuk menetapkan calon di luar penjaringan," kata Endang.

Baca Juga: Tak Kaget Lihat Prewedding Billy Syahputra dan Amanda, Nikita Mirzani: Selagi Bisa Maju Silahkan

Ketika itu, Endang melansir ada beberapa nama kader di luar penjaringan yang ditawarkan ke PKS yaitu dirinya sendiri, Inggrid Kansil, dan Jane Shalimar. Namun di tengah perjalanan, Inggrid Kansil mengundurkan diri.

Sementara itu, Endang mengaku penawwaran dirinya sendiri sebagai bakal calon bupati tidak direspon oleh PKS. Begitu juga Jane Shalimar yang sudah berupaya untuk menghubungi dan menyatakan kesiapannya secara total.

Hal itulah yang kemudian membuat PD merasa tak lagi sejalan dengan PKS dan keluar dari koalisi. PD pun kemudian membangun koalisi baru dengan PKB dan Nasdem, namun harus mengalah dan tidak memaksakan diri untuk mengusung kader sendiri, karena kedua parpol tersebut sudah memiliki bakal calon kuat yaitu Dadang Supriatna (PKB) dan Sahrul Gunawan (Nasdem).

Berdasarkan runutan proses tersebut, Endang menegaskan bahwa keputusan yang dibuat oleh DPP PD dan diumumkan oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, merupakan hasil final yang matang. "Itu bukan keputusan asal-asalan apalagi konyol," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat