kievskiy.org

Riwayat Gedig, Kawasan Hutan nan Sejuk yang Berganti TPA Sarimukti Bandung Barat

Kepulan asap membumbung dari gunungan Sampah TPA Sarimukti setelah dilanda kebakaran di kawasan Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Kepulan asap membumbung dari gunungan Sampah TPA Sarimukti setelah dilanda kebakaran di kawasan Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis, 31 Agustus 2023. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Gedig, demikian warga mengenal nama lokasi yang kini menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Dulu, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan dengan sebuah petilasan yang dikeramatkan. Kehadiran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti pada sekira 2006 tersebut menjadikan keasrian dan segarnya udara hutan tinggal kenangan.

Dedi Heryanto, 42 tahun masih bisa mengingat kala kawasan Gedig belum dijadikan TPA bertahun-tahun lalu. "Tempat ngala supa ari usum hujan, lari pagi (Tempat mencari jamur kalau musim hujan, tempat lari pagi)," kata warga Kampung Ciwaru, Desa Bojongmekar, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis, 31 Agustus 2023. Lokasi tersebut memang berada tak jauh dari rumahnya. Gedig juga merupakan wilayah perbatasan antara Kecamatan Cipatat dan Cipeundeuy.

"Seger keneh di area Gedig can aya bau-bau sampah (Udaranya masih segar di Gedig saat itu, belum ada bau-bau sampah)," ujarnya.

Jenis jamur yang banyak dicari adalah supa suung. Aktivitas tersebut juga disertai botram atau makan bersama dengan memasak jamur yang didapat. "Istilahna jotik, ngejo sauetik (Istilahnya, memasak makanan sedikit)," ucap Dedi.‎

Baca Juga: Respons Solutif Pangdam III/Siliwangi Atasi Kebakaran TPA Sarimukti

Segarnya udara hutan juga membuat Gedig menjadi jalur lintasan joging warga. Tak cuma segar, hutan kawasan itu juga menjadi habitat satwa seperti monyet yang banyak bergelantungan di pohon-pohon.

Udara Segar Warga Sekitar Terampas

Di medan kawasan hutan yang agak tinggi, terdapat petilasan yang terbilang dikeramatkan warga. Dedi menyebutnya sebagai makam Mbah Gedig. Kini, berbagai aktivitas tersebut hanya tinggal kenangan. Kehadiran TPA Sarimukti selepas tragedi longsor TPA Leuwigajah merampas udara segar warga dan lingkungan yang sehat.

"Ah, sagala-galana (Ah, semuanya)," kata Icoh, 54 tahun, warga Kampung Cipicung, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat saat disodorin pertanyaan apa saja yang hilang setelah TPA Sarimukti hadir di wilayahnya.

Dulu, angin dingin dan segar dirasakannya saat pagi tiba. "Ayeuna bujeng-bujeng, bau sareng haseup (Sekarang boro-boro, yang ada justru bau dan asap)," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat