PIKIRAN RAKYAT - Saat ini, Indonesia tercatat hanya memiliki sekira 4.000 dokter untuk melayani 280 juta penduduk. Pengembangan teknologi Robotic Telesurgery atau pembedahan jarak jauh menggunakan robot, menjadi angin segar untuk menutupi kekurangan jumlah dokter, terutama dokter bedah.
"Dapat dibayangkan, banyak sekali masyarakat yang membutuhkan tindakan bedah, tapi tidak mendapatkan kesempatan mendapatkan penanganan dari dokter bedah," ujar ahli bedah robotik RSUP dr. Hasan Sadikin , Dr. Reno Rudiman dr., MSc, SpB-SubSp BD(K), FICS, FCSI, Kamis 9 November 2023.
Dia menyebutkan, teknologi Robotik Telesurgery dapat menjangkau masyarakat yang tinggal di tempat terpencil dan memerlukan layanan bedah. Mengenai hal ini, Kementerian Kesehatan mempunyai visi agar semua mayarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan pelayanan bedah.
Direktur Utama RSUP dr. Hasan Sadikin, Dr. dr. Jimmy Panelewen., SpB- KBD., menuturkan, untuk mewujudkan kesetaraan dalam mendapatkan pelayanan bedah, Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Iran yang mempunyai teknologi Robotik Telesurgery yang sudah maju.
Di Indonesia, RSUP Dr. Hasan Sadikin dan RSUP Dr. Sardjito merupakan satu dari dua rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pilot project pengembangan Robotic Telesurgery di Indonesia.
"Agar dapat terampil dalam menggunakan teknologi Robotic Telesurgery, maka para dokter bedah harus mendapatkan pelatihan," katanya dalam kesempatan yang sama.
Di RSUP Dr. Hasan Sadikin, para dokter bedah peserta pelatihan akan diajari agar mampu mengendalikan robot yang menjadi media teknologi Robotic Surgery. Pelatihan dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama, para dokter bedah berlatih dengan menggunakan simulator. Pada tahap selanjutnya, pelatihan menggunakan jaringan hewan. "Kedua hal ini sudah dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung," ucapnya.