kievskiy.org

Sentuhan Kasih di Rumah Anak Yafim, Tempat Perlindungan Bayi Telantar di Bandung

Potret bayi bersama pengasuh di Rumah Anak Yafim, Panyileukan Kota Bandung.
Potret bayi bersama pengasuh di Rumah Anak Yafim, Panyileukan Kota Bandung. /Pikiran-rakyat/ Yudianto Nugraha.

PIKIRAN RAKYAT – Ocehan, tangis bayi, dan lantunan musik Lullaby bercampur menggema di balik rumah berwarna putih yang terletak di Jalan Ikhlas Raya I, Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Jumat, 29 Maret 2024. Rupanya, tempat tersebut adalah rumah penampungan bayi yang diberi nama Rumah Anak Yafim (Yayasan Amal Filantropi Muslim).

Rumah Anak Yafim didirikan seorang pemuda 29 tahun, Arif Muhrojin, pada Januari 2023. Saat ini, rumah itu menampung 14 bayi dari kehamilan yang tidak diinginkan seperti gagal aborsi, faktor pergaulan, KDRT, perceraian, orang tua sakit, dan faktor ekonomi. Umur bayi yang ada di rumah tersebut berusia paling muda di bawah satu bulan dan tertua satu tahun ke atas.

Arif Muhrojin, pemuda asal Bandung itu mendirikan Rumah Anak Yafim karena melihat tingginya tingkat aborsi di Indonesia, 2,5 juta kasus per tahun. Tak hanya itu, berbagai berita berseliweran saat bayi-bayi tak berdosa dibuang begitu saja karena faktor kehamilan yang tidak diinginkan membuat hatinya tergerak.

“Kita hadir untuk menyelamatkan mereka, kita hadir bukan untuk memfasilitasi orangtua mereka karena perbuatan seperti itu. Dari zaman Nabi sampai sekarang perbuatan zina atau hamil luar nikah emang sudah ada. Tapi, daripada kita membiarkan mereka dibunuh atau dibuang, ya lebih baik kita tolong,” kata Arif ketika ditemui Pikiran-Rakyat.com.

Bayi- bayi berusia di bawah setahun tengah tertidur di Rumah Anak Yafim, Panyileukan Kota Bandung. Di rumah tersebut, terdapat 14 bayi yang ditelantarkan orangtuanya karena kehamilan yang tidak diinginkan.
Bayi- bayi berusia di bawah setahun tengah tertidur di Rumah Anak Yafim, Panyileukan Kota Bandung. Di rumah tersebut, terdapat 14 bayi yang ditelantarkan orangtuanya karena kehamilan yang tidak diinginkan.

Setiap harinya, 14 bayi di rumah tersebut diurus selama 24 jam nonstop oleh 9 orang pengasuh dan 6 orang pengelola. Mayoritas pengasuh bayi-bayi tersebut merupakan janda dan ibu rumah tangga warga sekitar yang diberdayakan dan diberi hak dan gaji yang layak.

Arif yang sudah terjun di bidang sosial selama 6 tahun mengatakan, seluruh bayi yang ada di Rumah Anak Yafim ini akan dikembalikan kepada orangtua masing-masing saat usianya menginjak 2 atau 3 tahun. Ia menjelaskan bahwa yayasan yang didirikannya bertujuan untuk membantu orangtua yang awalnya tidak mau menerima anaknya, bisa terbuka hati nuraninya setelah sang anak tumbuh dan berkembang baik diurus oleh yayasan tersebut.

“Visi misi kita kan memang mengembalikan fitrah anak kepada orangtuanya dan kita tidak ada adopsi. Biasanya anak-anak yang kami tampung itu kebanyakan tidak mau diambil lagi sama orang tuanya karena hamil di luar nikah, malu, dan takut sama orang tuanya,” ucapnya.

“Oleh karena itu, jika 2 atau 3 tahun tetap tidak mau diambil, kita coba kasih kesempatan 3 sampai 5 tahun untuk bisa ambil lagi siapa tahu di pertengahan jalan orangtuanya taubat dan mengakui anaknya dan mau ambil lagi,” tuturnya melanjutkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat