kievskiy.org

Telat Bangung Berujung Pencoretan, 'Budaya' Terlambat Dihapus Pelatih Timnas Indonesia Asal Korsel

Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Shin Tae-yong.
Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Shin Tae-yong. /instagram.com/pssi instagram.com/pssi

PIKIRAN RAKYAT - Dua pemain yang awalnya akan diboyong Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong ke Kroasia, harus mendapat pelajaran paling berharga dari pelatih asal Korea Selatan (Korsel).

Lantaran terjebak budaya terlambat, Serdy Ephy Fano dan Ahmad Afhridzal harus mengubur mimpinya memperkuat Timnas Indonesia yang akan menjalani turnamen pershabatan di Kroasia.

Ceritanya berawal saat keduanya telat bangun tidur di hari latihan bersama di Indonesia sebelum bertolak ke Kroasia pada Sabtu, 29 Agustus 2020.

Baca Juga: Tepat Setahun Bela Persib, Nick Kuipers Panjatkan Harapan

Bagi kebanyakan orang Indonesia, telat bangun yang berujung pada keterlambatan mungkin dianggap masalah kecil dan sepele.

Namun, masalah itu tidak berlaku di mata Shin Tae-yong. Jika melihat sanksi pencoretan, telat bangun yang berujung pada keterlambatan merupakan pelanggaran besar di mata pelatih asal Korsel tersebut.

Shin Tae-yong yang rencananya membawa 30 pemain ke Kroasia, dengan tegas mencoret dua nama, hingga akhirnya Skuat Timnas Indonesia U-19 hanya terbang dengan 28 pemain.

Serdy Ephy Fano yang berasal dari "satuan" klub polisi ini, seharusnya tahu betul tentang arti kata disiplin dan harus sanggup menjalaninya.

Striker Bhayangkara FC ini pun lapang dada menerima kenyataan akibat kesalahan besar yang telah dilakukannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat