PIKIRAN RAKYAT – Badan sepak bola dunia FIFA menjatuhkan sanksi berat terhadap Persija Jakarta berupa larangan transfer pemain selama tiga periode. Selain Persija, sanksi serupa dijatuhkan FIFA kepada empat klub lainnya di Indonesia, yakni Persikab Kabupaten Bandung, Persiraja Banda Aceh, Sada Sumut FC, dan Persiwa Wamena.
Masa hukuman yang dijatuhkan FIFA terhadap Persija Jakarta dan empat klub tersebut berbeda-beda. Seperti Persija dan Persiraja, sanksi larangan transfer pemain itu dijatuhkan sejak 16 Januari 2024.
Sementara itu Persikab dan Sada Sumut memulai masa hukumannya pada 26 Februari 2024. Lain halnya untuk Persiwa, tim yang pernah bermarkas di Wamena itu sudah dijatuhi sanksi sejak 12 Mei 2022 dan belum ditentukan kapan dicabut.
Adapun saat ini pun Persiwa sudah tidak eksis lagi dalam kompetisi sepak bola Indonesia. Klub yang pernah berjaya di era Liga Super Indonesia itu sudah merger dengan tim Cirebon, Bina Putra FC yang berkompetisi di Liga 3.
Dalam lamannya, FIFA tidak menjelaskan secara rinci kasus apa yang membuat Persija Jakarta dkk terjerat hukuman. Namun, setidaknya ada beberapa penyebab larangan transfer pemain bisa dijatuhkan kepada suatu tim, seperti kewajiban pembayaran yang jatuh tempo, pemutusan kontrak tanpa alasan jelas, dan kegagalan membayar jumlah relevan yang tepat waktu.
Untuk diketahui, hukuman embargo transfer secara legal adalah sanksi yang menyebabkan suatu klub tidak dapat mendaftarkan pemain baru setelah merekrut pemain.
Klub yang disanksi masih berhak mendatangkan pemain, tetapi pemain yang direkrut tidak bisa didaftarkan ke asosiasi sepak bola nasional. Pada ujungnya, pemain tersebut tidak bisa dimainkan pada pertandingan resmi.
Persija pernah bersengketa dengan Marko Simic
Sanksi larangan transfer pemain yang diterima Persija Jakarta ini kemungkinan masih ada keterkaitan dengan kasus tunggakan gaji Marko Simic.
Pada 2022 silam, pemain asal Kroasia itu pernah menggugat masalah tunggakan gaji itu ke FIFA. Kemudian, pada 2023 gugatan tersebut dikabulkan FIFA dan Macan Kemayoran harus membayar total Rp7 miliar kepada Simic.