kievskiy.org

Jadi Korban PHK, Maulana Yusuf Bangkit dan Kembangkan Usaha Kuliner Lewat KUR Super Mikro BRI

Ilustrasi makanan, ayam goreng.
Ilustrasi makanan, ayam goreng. /PEXELS/Harry Dona PEXELS/Harry Dona

PIKIRAN RAKYAT - Maulana Yusuf sebelumnya tidak pernah mengira akan kehilangan pekerjaannya. Pandemi Covid-19 memukul pundi-pundi perusahaan tempat dirinya bekerja hingga berujung pada pemutusan hubungan kerja.

Pria yang berusia 42 tahun ini harus menelan pil pahit, karirnya di industri hospitality harus pupus dengan pemecatan.

Bagi pria yang tinggal di daerah Karang Tengah, Tangerang Provinsi Banten ini, kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba tentulah mengejutkan.

Baca Juga: Prihatin Lihat Ratusan Baliho Habib Rizieq Diturunkan TNI, Fadli Zon: Seruannya Positif

Apalagi, Pria yang akrab dipanggil Maulana ini masih harus menjaga pemasukan agar tetap bisa menghidupi istri dan dua anaknya yang masih sekolah.

Demi menjaga agar dapur keluarganya tetap ngebul, Maulana harus memutar otaknya lebih keras. Pasalnya, Covid-19 membuat hampir seluruh kegiatan ekonomi luluh lantak sejak awal tahun.

Di tengah segala keterbatasan, akhirnya Maulana memutuskan memulai usaha di bidang kuliner. Bisnis ayam tulang lunak presto adalah pilihannya untuk menjaga pemasukan.

Dengan dibantu istrinya, Maulana mulai membangun usaha ayam tulang lunak di rumah mereka. Awalnya, Maulana mengandalkan jejaring pertemanan dan keluarga untuk memasarkan produknya.

“Promosi mengandalkan aplikasi pesan WhatsApp gencar dilakukan demi menarik pembeli. Kalau ada yang berminat bisa pesan untuk diantar atau makan langsung di lapak saya. Saya berusaha dengan semua yang saya bisa. Untuk melanjutkan hidup, saya usaha seperti ini,” ujar Maulana.

Baca Juga: Nah Lo! Warga Jakarta Didenda Sampai Rp7 Juta Kalau Tolak Tes Covid-19, Wagub Ariza Bilang Ini

Dari model usaha berbasis pesanan daring ini, Maulana awalnya bisa meraup pemasukan hingga Rp300 ribu per hari. Akan tetapi, lambat laun omzetnya menurun hingga sekitar Rp150 ribu hingga Rp160 ribu per hari.

Penurunan omzet hingga 50 persen yang dia alami membuat Maulana dan keluarga harus mengencangkan ikat pinggang. “Keuntungan saya mungkin sehari dapat Rp 60 ribu sampai Rp100 ribu. Ya sekedar buat beli beras sama sayur bisa sih, sama kasih jajan anak. Kalau dibilang kurang, pasti semua akan bilang kurang. Namun kami cukup-cukupin saja sementara ini, yang penting bisa makan,” papar Maulana.

Beruntung, kesulitan yang dialami Maulana sedikit berkurang sejak dirinya mendengar program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro dari Bank BRI, Awalnya, Maulana tidak mengerti program KUR. Hingga akhirnya dia mendapat penjelasan dari temannya sesama korban PHK.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat