kievskiy.org

Pasokan Terbatas, Harga Daging Ayam Masih Mahal

SEORANG pegadang daging ayam sedang melayani pembeli yang antrE di Pasar Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Pasokan dading ayam broiler ke Pasar Majalengka belum normal, sejumlah pedagang tidak biSa memenuhi kebutuhan konsumen.*
SEORANG pegadang daging ayam sedang melayani pembeli yang antrE di Pasar Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Pasokan dading ayam broiler ke Pasar Majalengka belum normal, sejumlah pedagang tidak biSa memenuhi kebutuhan konsumen.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Pasokan daging ayam ke Pasar Majalengka belum normal kembali sejak Lebaran lalu. Sejumlah pedagang hanya mendapatkan barang dalam jumlah terbatas sehingga tak heran harga jualpun masih cukup mahal mencapai Rp 40.000 per kg. Para pedagang mengaku belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh kosumen karena pasokan daging ayam dari distributor daging masih kurang. Pada Sabtu dan Minggu (1-2/8/2015) para penjual daging ayam di pasar Majalengka telah kehabisan barang dagangan sejak pukul 10.40 WIB. Akibatnya banyak konsumen yang datang ke pasar untuk membeli daging ayam namun terpaksa pulang dengan tangan kosong. Ending salah seorang pedagang daging ayam yang berjualan di Pasar Cigasong mengatakan, omset penjualan daging ayam sejak lebaran lalu belum normal kembali, saat ini dia hanya mampu menjual barang hingga sebanyak satu kwintalan saja karena barang di tingkat distributor kurang. Padahal biasanya dia mampu menjual barang hingga lebih dari lima kwintalan. Karena kurangnya pasokan ayam, kini dia tidak bisa memenuhi seluruh perintaan pelanggannya walapun ayam telah ditambah dengan ayam kampung. “Sekarang susah mencari ayam, saya berupaya mencari ke Kadipaten, Cikijing malah ke Ciamis namun ternyata kosong, jadi ya tiap hari jualan namun hanya sedikit asal tidak kehilangan pelanggan saja. Sejak lebaran barang sulit diperoleh di kandang-kandang yang biasanya memasok barang sekarang kosong belum saatanya dilelang,” kata Ending. Hal senada juga disampaikan Mimin pedagang daging ayam lainnya yang juga hanya mampu menjual daging hingga dua kantung plastik besar berisi sekitar 1 kw, karena barang yang terbatas. “Sekarang dari distributornya dibatasi tidak semua permintaan dipenuhi. Yang biasanya mendapat barang dua kwintal sekarang hanya diberi setengahnya. Bahkan ada yang hanya seperenpatnya dari biasanya. Barang benar-benar kurang,” jelas Mimin. Tak heran menurut Mimin dan Ending bila para pedagang sudah banyak yang menutup lapaknya lebih awal dari biasanya, karena barang telah habis. Banyak konsumen yang tidak terpaksa tidak bisa dilayani. Karena pasokan belum normal, harga jual dagingpun masih cukup mahal dibanding sebelum lebaran lalu. Harga normalnya daging ayam broiler di pasar Majalengka hanya mencapai Rp 26.000 hingga Rp 27.000 per kg, kini lebih mahal Rp 13.000. Mahalnya harga daging ayam sangat dirasakan oleh para pemilik warung nasi. Asep dan Asep yang setiap hari harus menyediakan pesanana nasi dus sebanyak 200 paket untuk sebuah instansi mengaku kebingungan dengan mahalnya harga daging tersebut. “Kalau sekarang membeli barang dari bandar saja tetap masih kemahalan karena harga satu dus nasi hanya Rp 12.000 sementara satu kerat daging ayam jatuhnya sudah Rp 3.500, itu belum ditambah sayuran dan tambahan lainnya. Jadi harga Rp 12.000 tidak terkejar,” kata Asep. Karena mahalnya harga daging dirinya terpaksa mencari barang langsung ke kandang-kandang ayam yang ada di sejumlah tempat termasuk mencari ayam pejantan di wilayah Ciamis, namun nyatanya juga nyaris kesulitan karena mereka juga harus memenuhi pelanggan lamanya.(Tati Purnawati/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat