kievskiy.org

Hujan Hambat Produksi Properti

BANDUNG, (PR).- Adanya hujan deras dan banjir yang terjadi akhir-akhir di sekitar Jabar cukup menghambat usaha di bidang properti. Sebabnya, waktu produksi mengalami keterlambatan dibandingkan waktu produksi ketika cuaca cerah. Selain itu, waktu kerja efektif juga otomatis berkurang karena sejumlah pekerjaan tertentu tidak dapat dilakukan ketika cuaca hujan. Meski demikian, biaya produksi tidak mengalami kenaikan signifikan, hanya memang waktunya saja yang menjadi lebih lama dibandingkan pada cuaca cerah. Hal itu disampaikan Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Jabar, Irfan Firmansyah kepada "PR" di Bandung, Senin 28 Maret 2016. "Beberapa pekerjaan misalnya pembangunan infrastruktur seperti jalan, taman, dan beberapa bangunan penunjang lainnya menjadi terhambat pembuatannya. Pembuatan rumah juga yang biasanya dilakukan dalam waktu sekitar 3 bulan, menjadi lebih lama, misalnya antara 3,5 hingga 4 bulan. Bukan hanya infrastruktur dan rumah, pembangunan gedung-gedung tinggi juga jadi terhambat. Sebagai contoh, proses pengecoran misalnya, otomatis mesti menunggu hingga cuaca betul-betul mendukung," katanya. Terkait banjir, sejumlah pelaku usaha properti sangat dianjurkan untuk tidak membangun rumah atau beberapa bangunan di daerah berpotensi banjir. Kalaupun terpaksa mesti membangun di daerah tersebut, seperti daerah cekungan misalnya, maka perlu ada pembangunan lain yang bersifat menanggulangi banjir tersebut. Hanya saja, mesti ditekankan, biaya penanggulangan juga jangan sampai sangat besar. Oleh karena itu, terkait banjir, memang lebih baik survei awal mesti dipastikan daerahnya tidak berpotensi banjir. "Biaya penanggulangan tersebut bisa jadi seperti pembangunan saluran air, peninggian, dan sejenisnya. Hanya saja, memang kami kurang menyarankan, apalagi biasanya daerah yang memiliki potensi banjir harganya murah dan sulit dipasarkan. Maka, lebih baik cari lokasi yang betul-betul aman dari banjir. Dengan demikian, pembangunan juga akan lebih fokus dan maksimal. Perencanaan pembangunan tidak akan terpecah konsentrasinya," ujar Irfan menjelaskan. Disinggung mengenai berapa persen meningkatnya biaya produksi akibat pengaruh cuaca yang kurang mendukung, Irfan mengatakan, tidak ada dampak signifikan dari sisi kenaikan biaya produksi. Akan tetapi, dampak yang sangat terasa yakni terhambatnya cash flow. Beberapa transaksi terpaksa diundur sebagai efek pembangunan yang mundur karena cuaca. Hal itu kerap terjadi setiap berhadapan dengan cuaca hujan. Ironisnya, makin ke sini, justru cuaca makin sulit diprediksi karena sering terjadi anomali. "Peningkatan ongkos produksi memang ada tapi tidak signifikan. Hanya saja cash flow jadi terganggu dan terhambat. Hal ini yang cukup mengganggu antara pihak pengembang dengan para klien. Oleh karena itu, kami berharap permasalahan cuaca dan dampaknya bisa segera tertangani. Selain itu, kami juga berharap cuaca tidak sulit diprediksi dan tidak terjadi sejumlah anomali cuaca. Sebab dampaknya menjadi banyak sekali," kata Irfan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat