kievskiy.org

Cuaca Buruk, Usaha Kuliner Kekurangan Pengunjung

BANDUNG, (PR).- Akhir pekan panjang ini ternyata tidak memberikan keuntungan lebih bagi para pelaku usaha di bidang kuliner. Sebabnya, akhir pekan panjang ini bertepatan dengan tanggal tua dan cuaca buruk. "Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung pada Jumat dan Sabtu lalu ternyata memiliki dampak terhadap usaha kuliner. Beberapa tempat usaha kuliner di Kota Bandung ternyata mengalami penurunan jumlah pengunjung antara 10 hingga 15 persen. Padahal, tempat tersebut terletak di pusat kota," kata pemilik Bober Cafe, Jodi Janitra kepada "PR" di Bandung, Senin 28 Maret 2016. "Jumat dan Sabtu lalu terjadi hujan yang cukup deras dengan durasi yang cukup lama. Hal itu sangat memengaruhi usaha kuliner. Selain cuaca, banyak hal yang memengaruhi usaha kuliner di Kota Bandung. Beberapa di antaranya yakni, wahana baru, tanggal, dan jumlah taman. Wahana baru atau taman baru biasanya memengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Tanggal juga berpengaruh, karena berhubungan dengan gaji," katanya. Meski terjadi penurunan jumlah pengunjung, tapi wisatawan dari luar Kota Bandung tetap ada, di antaranya yang berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Biasanya jumlahnya akan lebih banyak ketika di Kota Bandung diadakan event tertentu atau ada wahana baru yang dibuat baik oleh pemerintah atau pihak swasta. Setiap ada tempat wisata baru yang berdiri, pasti wisatawan bertambah. Pemilik usaha bakso malang, Joko mengatakan, akhir pekan panjang ini justru jumlah pengunjung yang datang ke tempat usahanya lebih sedikit daripada akhir pekan sebelumnya. Bahkan, bila dibandingkan dengan akhir pekan panjang ketika Imlek, jumlahnya sangat jauh berbeda. Ia menuturkan, dua faktor utama yang menjadi sebab yakni cuaca buruk dan tanggal. Menurutnya, kedua hal itu memang sangat berpengaruh. "Jajanan saya ini kan bukan menu utama, jadi semacam camilan. Orang Indonesia kan kalau belum makan nasi ya belum makan namanya. Kalau tanggal tua, kebanyakan orang cari makan nasi, makanan utama. Jajanannya dikurangi, makanya penjual jajanan seperti saya jadinya sepi. Akhir pekan depan baru ramai lagi karena tanggal muda, orang-orang sudah menerima gaji," katanya menjelaskan. Hal serupa juga disampaikan pedagang jus, Dwi. Menurutnya, ia mengira pada akhir pekan panjang ini akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Oleh karena itu, ia membeli bahan baku lebih banyak dari biasanya. Ternyata, Jumat dan Sabtu terjadi hujan cukup deras dengan durasi yang lama, dagangannya jadi sepi. Ia kurang memperhitungkan faktor cuaca dan terlalu berpatokan pada libur akhir pekan. "Saya lupa memperhitungkan faktor cuaca, jadinya malah rugi. Jajanan saya ini sangat dipengaruhi faktor cuaca. Kalau lagi panas banyak sekali yang membeli. Kalau hujan, selain orang juga malas keluar rumah, membeli jus juga kurang berminat. Hanya beberapa orang saja yang masih meminum jus ketika cuaca sedang dingin atau hujan. Biasanya yang seperti itu adalah para pelanggan," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat