kievskiy.org

Indonesia Terkendala Pekerja Terampil dan Berkualitas

JAKARTA, (PR).- Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, Indonesia masih terkendala dalam memenuhi pasokan tenaga kerja terampil dan berkualitas. Hingga saat ini, dunia kerja di Indonesia masih terjadi "mismatch" atau gap antara tingkat pendidikan dan dunia usaha. "Kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Hanif saat berbicara pada pembukaan Indonesia Human Capital Award (IHCA)-III 2017, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta. Menurutnya, salah satu penyebab kekurangan tenaga kerja terampil karena tingkat kesesuaian pendidikan atau latar belakang tenaga kerja dengan dunia usaha yang baru mencapai 37 persen, yang menandakan bahwa dunia pendidikan dengan industri jauh dari "link and macth". "Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi keharusan untuk dapat memenangkan persaingan global. Sudah saatnya kita tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam yang melimpah. Harus dibalik karena penentu masa depan itu adalah kualitas sumber daya manusia," katanya. Pada IHCA III 2017 itu, Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan meraih 3 penghargaan dalam Indonesia Human Capital Award (IHCA) III 2017 untuk kategori Government Owned Company dan Human Capital for Overall. Untuk kategori The Big Top Ten Human Capital Director Indonesia Award 2017 diraih Direktur Umum dan SDM Naufal Mahfudz sebagai apresiasi kepada BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang inovatif dan berbasis kompetensi. Menurut Naufal, saat ini sebanyak lebih dari 5.000 karyawan yang tersebar di seluruh unit kerja di Indonesia dikelola dengan Human Capital System yang terintegrasi dan berbasis kompetensi serta didukung teknologi Human Capital Information System (HCIS) mulai dari proses rekrutmen, asessment, penilaian kinerja dan talent management. Dengan sistem yang telah dibangun, BPJS Ketenagakerjaan berupaya untuk dapat mengelola SDM yang andal dan mampu memenuhi tuntutan global dalam mencapai sasaran strategis jangka panjang. Selain itu, dengan pengelolaan SDM yang baik, BPJS Ketenagakerjaan akan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja yang diharapkan. “Kami harap dengan perolehan penghargaan ini, insan BPJS Ketenagakerjaan semakin semangat dan termotivasi serta tetap rendah hati dalam mengemban tugas dan amanah yang diberikan. Ini salah satu bukti bahwa peningkatan kualitas SDM telah dilakukan selama ini memperoleh hasil yang baik dan mendapat apresiasi dari pihak eksternal,” kata Naufal. Pengelolaan SDM BPJS Ketenagakerjaan juga tidak terlepas dari peran Institut BPJS Ketenagakerjaan dalam meningkatkan mutu kompetensi SDM yang dimiliki, baik dalam rekrutmen, maupun peningkatan kompetensi bagi karyawan. Proyeksi ke depannya, Institut BPJS Ketenagakerjaan dapat menjadi center of excellent dan pusat riset untuk pengembangan jaminan sosial di Indonesia. “Dengan adanya fasilitas seperti Institut BPJS Ketenagakerjaan, kami berharap peran serta kami dalam membangun jaminan sosial, khususnya ketenagakerjaan, dapat lebih optimal untuk kemajuan bangsa Indonesia,” jelas Naufal. Konferensi dan penyerahaan penghargaan IHCA III 2017 ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik badan usaha pemerintah maupun swasta. Penghargaan ini melibatkan 13 orang eksekutif dari berbagai institusi dan media sebagai dewan juri. "Kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas SDM kami agar dapat terus memperluas cakupan kepesertaan dan memberikan layanan terbaik serta memajukan program jaminan sosial ketenagakerjaan di masa-masa yang akan datang." tutur Naufal.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat