PIKIRAN RAKYAT - Salah satu BUMN di bidang penerbangan, Garuda Indonesia, jadi sorotan, usai kabar terancam bangkrut mengemuka.
Kini, seorang anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Achsanul Qosasi, membongkar kerugian maskapai komersil tersebut.
Menurut dia, Garuda Indonesia saat ini, hanya mengoperasikan 36 dari 142 pesawat yang tersedia. Walaupun jumlah penumpang sudah meningkat, namun sisanya tetap harus terpaksa terparkir. Apa pasal?
Rupanya, lessor alias pihak yang menyewakan atau menyediakan jasa leasing, belum mengizinkan sisanya terbang lantaran kendala sewa.
“Krn dr 142 pswt, mayoritas tak diijinkan Lessor utk terbang (sewa belum bayar).”
Dalam utas cuitannya, Minggu, Achsanul Qosasi lantas membeberkan kerugian dan utang Garuda Indonesia terkini, yang jika dikonversikan mencapai sekira Rp754.113.150.000 sebulan.
Baca Juga: Sebut Upaya Penyingkiran dari KPK, Novel Baswedan: Dibuat Seolah Kami Bermasalah dengan Pancasila
“GA akan sulit Beroperasi, dg revenue hanya berkisar USD 23,2juta, sdgkan Biaya USD 75 juta/bulan (Lease, Personel Cost dan Overhead). Artinya, Rugi ~USD 53 juta/bln,” ujar Achsanul Qosasi.