kievskiy.org

Potensi Besar Ekonomi Syariah Berada di Tangan Industri Digital Halal

ACARA Indonesia Islamic Economy Festival 2019 di The Trans Luxury Hotel Bandung, Jumat 26 April 2019.*/OKKY ARDIANSYAH/PR
ACARA Indonesia Islamic Economy Festival 2019 di The Trans Luxury Hotel Bandung, Jumat 26 April 2019.*/OKKY ARDIANSYAH/PR

PASAR Industri Digital Halal di Indonesia tergolong besar. Namun, diperlukan strategi jitu untuk membuat pasar yang besar. CEO Dunia Halal, Ndang Sutisna, paham betul dengan hal itu. Ndang Sutisna bahkan mengatakan, industri digital halal mempunyai prospek yang bagus.

“Saya melihat potret kenyataannya. Ada potensi yang sangat besar, hanya orang belum konsekuen seperti itu. Orang yang hijrah banyak. Secara konsep ini kurang menarik, tetapi untuk prospek ini sangat tinggi,” ucapnya setelah menjadi pembicara dalam acara Indonesia Islamic Economy Festival 2019 di The Trans Luxury Hotel Bandung, Jumat 26 April 2019.

Dunia Halal sendiri merupakan market place yang tak menyediakan kartu kredit maupun bunga dalam transaksi. Tak adanya kartu kredit dan bunga itulah, kata Ndang Sutisna, yang menjadi ciri dari perusahaannya.

Selain itu, Ndang Sutisna menjamin bahwa barang yang diperjual-belikan di Dunia Halal terjamin kehalalannya. Sebab, Dunia Halal melakukan seleksi lebih dulu manakala mengonfirmasi produk yang dijual penjual. 

“Ketika transaksi tanpa bunga. Kredit itu berbunga. Kalaupun ada cicilan, cicilannya pun tidak berbunga. Dan kita punya fasilitas itu, digital untuk transaksinya. Di dunia halal itu nyicilnya dari situ hanya dibagi 12, enggak ada bunga,” ucapnya.

“Dari mulai produk kita seleksi. Seller-seller kita namanya sudah seleksi. Produknya kita seleksi. Kemudian transaksinya. Semuanya benar-benar sesuai kaidah islam,” lanjutnya.

Meski demikian, Ndang Sutisna mengatakan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi halal, bukan hal yang murah. “Kami proses bolak balik. Proses standar, tetapi kalau kita sudah siap gampang. Finansial lumayan besar.”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat