kievskiy.org

Usaha Sapi Perah Menjanjikan, Tapi Pakan Jadi Kendala

SEORANG warga menunjukkan sapi perah peliharaannya di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 29 April 2019.*/HENDRO SUSILO/PR
SEORANG warga menunjukkan sapi perah peliharaannya di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 29 April 2019.*/HENDRO SUSILO/PR

NGAMPRAH, (PR).- Peternakan sapi perah di Indonesia baru bisa memasok 20 persen dari kebutuhan susu segar nasional. Meskipun usaha sapi perah cukup menjanjikan, peternakan sapi dalam negeri terkendala oleh kebutuhan pakan rumput yang semakin terbatas.

Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, mengatakan, kebutuhan susu segar nasional masih lebih banyak disuplai dari luar negeri. "Ketersediaan susu untuk memasok kebutuhan dalam negeri saat ini hanya 20 persen, itu yang dipasok oleh para peternak kita. Sisanya, kebutuhan susu nasional itu diimpor dalam bentuk susu bubuk dari Australia dan Selandia Baru," katanya di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 29 April 2019.

Ia menyatakan, lahan pakan rumput sebagai makanan pokok sapi perah masih minim. Untuk mengatasinya, para peternak seringkali mengganti pakan pokok sapi yang berupa rumput dengan jerami atau daun pisang. Hal itu akhirnya memengaruhi produktivitas dan kualitas susu sapi yang dihasilkan.

"Pakan sapi itu rumput. Kalau rumputnya banyak, peternak juga akan sejahtera. Mengenai ketersediaan rumput, kami sudah mengadakan pola kerjasama win-win solution dengan perusahaan perkebunan nasional. Itu dilakukan untuk mengolaborasikan penyediaan pakan ternak yang bagus, berkualitas, dan terjangkau," katanya.

Dengan pola kerja sama itu, dia menyatakan, sebetulnya hal itu menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk terlibat dalam ternak sapi perah. Apalagi, pengolahan susu sapi perah kini sudah mulai beralih dengan menggunakan teknologi modern.

Peternakan sapi perah bisa dilakukan masyarakat kecil untuk menekan angka pengangguran

Lebih lanjut, menurut Dedi, kebutuhan pasokan susu sapi nasional baru dihasilkan dari para peternak di tiga provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Di tiga provinsi itu, total terdapat sekitar 375.000 ekor sapi yang menghasilkan produk susu rata-rata mencapai 1,5 juta kilogram per hari.

Dedi menyebutkan, dari satu ekor sapi rata-rata dihasilkan sebanyak 12,5 liter susu per hari. Jika pakan terpenuhi, idealnya seekor sapi bisa menghasilkan sampai 15 liter susu per hari. Setiap satu liter, peternak dapat menjual susu ke koperasi dengan harga Rp 5.250-5.800, tergantung dari kualitasnya. 

"Saya harap peternakan sapi ini bisa dilakukan oleh masyarakat kecil. Kan pengangguran di Indonesia masih cukup banyak, jadi tidak jatuh ke pengusaha. Investasi paling utama adalah rumput. Pemerintah tinggal menyiapkan lahannya, sistem pembagiannya bisa sharing. Bila dikelola dengan mekanisme benar, saya kira banyak yang tertarik," paparnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat