kievskiy.org

Empat Tahun Mendatang, Potensi Wisata Halal Global Rp 3.800 Triliun

DISKUSI terbatas Strategi Komunikasi Produk Wisata Halal: Peningkatan Keberterimaan Industri dan Wisatawan terhadap Hotel Syariah di Indonesia dengan topik Implementasi Wisata Halal, Peluang, dan Tantangan dalam Industri, di Aula Pikiran Rakyat, Jumat, 28 Juni 2019.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR
DISKUSI terbatas Strategi Komunikasi Produk Wisata Halal: Peningkatan Keberterimaan Industri dan Wisatawan terhadap Hotel Syariah di Indonesia dengan topik Implementasi Wisata Halal, Peluang, dan Tantangan dalam Industri, di Aula Pikiran Rakyat, Jumat, 28 Juni 2019.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR

BANDUNG, (PR).- Pariwisata halal harus dimaknai sebagai konsep pariwisata yang mengedepankan rasa aman, sehat, dan bersih. Hal tersebut merupakan sebuah konsepsi tertinggi dari kualitas hidup. 

Pariwisata halal bukan untuk mengubah konsep dari pariwisata daerah masing-masing. Di sisi lain, perlu dibangun strategi komunikasi yang ideal antara pemerintah, pelaku industri halal, serta wisatawan terkait pariwisata halal di tanah air.

Hal itu terungkap dalam diskusi terbatas Strategi Komunikasi Produk Wisata Halal: Peningkatan Keberterimaan Industri dan Wisatawan terhadap Hotel Syariah di Indonesia dengan topik Implementasi Wisata Halal, Peluang, dan Tantangan dalam Industri, di Aula Pikiran Rakyat, Jumat, 28 Juni 2019. 

Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Ketua Pelaksana Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementrian Pariwisata, Wisnu Rahtomo, Ketua Perhimpunan Hotel Indonesia (PHRI) Jabar Herman Muchtar, Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei, Sekum MUI Kota Bandung Irfan Safrudin, dan Husni Agus, humas dari salah satu hotel syariah, serta Pakar Komunikasi Politik Karim Suryadi.

Wisnu Rahtomo memaparkan, sejak beberapa tahun lalu pemerintah mulai mengembangkan pariwisata halal Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari besarnya potensi yang ada. 

Mulai dari jumlah traveller muslim dunia yang terus meningkat, hingga angka halal travel global yang diperkirakan akan mencapai Rp 3.800 triliun pada tahun 2023. 

Untuk mengoptimalkan potensi yang ada, sejumlah langkah dan strategi telah dilakukan pemerintah. Misalnya pengembangan pemasaran, pengembangan destinasi, serta pengembangan industri dan kelembagaan dengan pentahelix incorporated. Bahkan pemerintah pun saat ini tengah mempersiapkan pedoman penyelenggaraan pariwisata halal.

“Penyusunan pedoman ini untuk menjadi acuan bagi industri dalam menyelenggarakan pariwisata halal,” katanya.

Sekum MUI Kota Bandung Irfan Safrudin menilai, untuk mengembangkan pariwisata halal, yang terpenting selain menetapkan target yang disasar adalah membangun pemahaman bersama tentang keunggulan dari konsep tersebut. Ia mencontohkan, saat bank syariah diperkenalkan, tidak sedikit nasabah non muslim yang memilih industri tersebut karena melihat adanya keadilan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat