kievskiy.org

Pesantren Harus Tingkatkan Jejaring dan Kolaborasi Usaha

null
null

BANDUNG, (PR).- Pesantren harus terus meningkatkan jejaring bisnis dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik dengan sesama usaha pesantren maupun badan usaha lainnya. Hal itu penting untuk meningkatkan daya saing usaha pesantren.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji, pada Pelatihan dan Magang di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Jalan Gegerkalong Girang, Bandung, Rabu, 25 September 2019. Pada saat bersamaan, pesantren juga harus terus meningkatkan kemampuan manajerial bisnis. "Kunci keberhasilan usaha diantaranya adalah jejaring, kolaborasi, dan komunikasi. Jejaring akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, melalui program One Pesantren One Product (OPOP), Pemerintah Provinsi Jabar akan menjembatani jejaring antarusaha pesantren. Begitu juga antara pesantren dengan badan usaha lain, baik di hulu maupun hilir. 

"Pesantren yang mengahasilkan bahan baku akan di-link and match dengan pesantren yang berfokus pada pengolahan. Pesantren yang fokus pada produksi akan di-link and match dengan pesnatren yang bergerak di sektor ritel," tuturnya.

Dengan demikian, menurut dia, untuk bahan baku misalnya, mereka tidak perlu mendatangkan dari luar Jabar yang tentu saja membutuhkan biaya logistik yang lebih besar. Dalam pemasaran pun pesatren bisa melakukan kolaborasi untuk membuka akses pasar yang lebih besar.

Pelatihan dan magang

Sementara itu, kemarin pesantren yang lulus seleksi tahap pertama program OPOP mendapatkan pelatihan dan magang. Pelatihan bagi 1.074 pesantren tersebut dilakukan di lima pesantren unggukan Jabar yang dinilai sudah berhasil menjalankan lini usaha.

Kelima pesantren tersebut adalah Al-Ittifaq Ciwidey, Daarut Tauhid Bandung, Nurul Iman Bogor, Khusnul Khotimah Kuningan, dan Al-Idrisiyah Tasikmalaya. Khusis oelatihan di Pesantren Khusnul Khotimal Kuningan, menurut Kusmana, diundur satu pekan.

"Hari ini digelar di empat pesantren, dengan rata-rata peserta sebanyak 200 pesantren per lokasi. Pembagian tempat pelatihan dan magang disesuaikan dengan koorbisnis yang digeluti pesantren peserta OPOP," tutur Kusmana.

Pada pelatihan dan magang tersebut, menurut dia, para peserta diberikan materi terkait manajeriak bisnis. Dengan demikian, pascapelatihan tersebut, kemampuan manajemen pesantren peserta OPOP akan semakin mumpuni untuk menjalankan usaha. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat