kievskiy.org

Tahun 2024 Ditargetkan Indonesia Produksi Baterai Lithium

*/ENERGYWORLD.CO.ID
*/ENERGYWORLD.CO.ID

BANDUNG, (PR).- Pemerintah melalui Balai Besar Bahan dan Barang Tehnik (B4T) terus menggenjot penelitian pembuatan baterai berbahan baku sumber daya alam lokal. Langkah tersebut sebagai upaya menekan impor baterai yang dari tahun ke tahun terus meningkat.

“Ditargetkan pada 2024, Indonesia sudah mampu memproduksi baterai dengan bahan baku lokal,” ujar Kepala B4T Budi Susanto di Bandung, belum lama ini.

Budi mengatakan impor baterai ion lithium, baik yang digunakan untuk produk elektronik maupun laptop, kian meningkat. Impor produk tersebut pada 2017 tercatat 120 juta Dolar AS. Namun pada 2018 angka tersebut melonjak menjadi 207 juta Dolar AS atau naik 72,5%.

Kenaikan tersebut terjadi karena hingga saat ini belum ada industri di dalam negeri yang telah memproduksi produk tersebut. Padahal, permintaan konsumen akan baterai ion lithium terus meningkat.

“Baru beberapa waktu ini B4T memulai riset dan sudah berhasil membuatnya. Ada tiga isu yang melatarbelakangi riset ini, yakni selain persoalan masih impor, juga terkait dengan isu keamanan serta lingkungan yang harus dijaga,” kata Budi.

Lebih lanjut Budi menambahkan keinginan pemerintah agar Indonesia dapat memproduksi baterai tersebut sendiri tidak terlepas dari tersedianya bahan baku yang cukup besar, khususnya Nikel. Nikel yang menjadi bahan baku untuk baterai tetnyata cukup banyak ditemukan di Morowali.

“Kami akan menggunakan bahan baku dari sana yang untuk kemudian akan kita gunakan menjadi bahan baku hilirisasi di B4T. Pembuatan baterai berbahan baku sumber daya alam lokal ini termasuk dalam prioritas riset nasional Kementrian Perindustrian,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Budi mengatakan secara paralel untuk mendukung target produksi baterai lithium pada 2024, mulai awal tahun depan pihaknya akan memulai riset daur ulang baterai lithium di Indonesia. Riset ini dilakukan untuk mendapatkan teknologi daur ulang baterai lithium yang tepat.

Alasannya, Indonesia belum dapat memproduksi lithium ion sehingga masih harus impor. Sedangkan di sisi lain lithium yang telah ada saat ini di masyarakat saat sudah tidak terpakai akan menjadi limbah yang berbahaya bagi lingkungan jika dibuang. Sehingga perlu dipikirkan upaya untuk mengolah sekaligus memanfaatknya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat