PIKIRAN RAKYAT - Beberapa ekonom yang hadir dalam forum tahunan American Economic Association mengkritisi kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Mereka menyerukan pajak yang lebih tinggi, khususnya bagi yang kaya, untuk mendanai pengeluaran tambahan.
Banyak juga yang mengkritisi pemotongan pajak Presiden Trump sebagai pengeluaran yang sia-sia padahal dapat digunakan untuk inisiatif lain, termasuk infrastruktur.
Baca Juga: Lokasi SIM Keliling Wilayah Bandung Raya Hari Ini, 16 Januari 2020
Termasuk juga ada yang mengkritisi tentang tingkat utang saat ini.
Para Ahli Ekonomi meyakini pemerintah Amerika Serikat harus meningkatkan pengeluarannya atau Government Expenditure bahkan bila perlu meningkatkan utang pemerintah 23 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 315.000 triliun.
"Jika Anda berada di pertemuan [AEA] tujuh tahun lalu, akan ada banyak kekhawatiran tentang pengeluaran hak. Sangat sedikit dari itu sekarang," kata Menteri Keuangan di bawah Presiden Bill Clinton, Lawrence H Summers sebagaiamana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Washington Post, Rabu 15 Januari 2020.
Dalam forum itu, Mantan Menteri Keuangan Summers memberikan gambaran negara Jepang yang posisi utangnya mencapai 250 persen dari ukuran ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) namun tidak memicu skenario yang buruk bagi ekonomi nasional Jepang.